Pontianak, Gesuri.id - Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Landak Karolin Margret Natasa sepakat dengan Ketua Umum HKTI Moeldoko bahwa persoalan kelangkaan dan naiknya harga pupuk dapat diatasi dengan mencari alternatif lain seperti pengguanan pupuk organik.
Baca: Cornelis Rayakan HUT ke-78 RI bersama Masyarakat Menjalin
Untuk itu, lanjutnya, HKTI Kabupaten Landak memberikan pelatihan pembuatan pupuk organik kepada para petani.
“Di lapangan saat ini memang kenyataan pupuk sulit didapat dan harganya mahal, namun produksi pertanian harus terus berjalan. Menyikapi hal tersebut, Kami HKTI Kabupaten Landak memberikan pelatihan bagi para petani cara membuat pupuk organik dari bahan yang ada disekitar dengan biaya murah," ungkap Karolin, Jumat (18/8).
Karolin menjelaskan efek pupuk buatan organik tidak bisa singkat, seperti pupuk dengan campuran bahan kimia yang dalam hitungan hari atau minggu sudah bisa kelihatan hasilnya.
"Dari sisi manfaat pupuk organik buatan ini juga tidak kalah dengan pupuk kimia. Saya berharap pelatihan tersebut bisa menjadi solusi petani dalam menyediakan pupuk bagi kebutuhan pertanian di Landak,” jelas Karolin.
Bupati Landak periode 2017-2022 Karolin Margret Natasa mengungkapkan bahwa sektor pertanian untuk penghasilan padi di 2022 merupakan paling tinggi se-Kalimantan Barat, begitu juga dengan produksi hortikultura tanaman sayuran, saat ini tengah ditingkatkan produksinya.
"Produksi padi di Kabupaten Landak bisa mencapai 50 ribu ton pertahun. Berbeda dengan lima tahun lalu, dimana hasil pertaniannnya hanya lima ribu ton pertahun. Harapan Saya pada produksi sayur mayur itu juga paling tidak bisa mencukupi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Landak," ungkap Karolin.
Terkait soal kratom Karol menjelaskan produksi di Landak tidak terlalu banyak. Diketahui dia, kratom sendiri ada beberapa tipe. Jika kualitas kratom di Landak bisa menyamai kratom di Kapuas Hulu, iapun melihat ini menjadi sebuah peluang. Namun untuk menuju ke sana, pastinya perlu dilakukan penelitian terkait jenis kualitas kratom itu sendiri.
Sementara itu, Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Moeldoko menyinggung soal kelangkaan dan kenaikan harga pupuk pada kegiatan pelantikan kepengurusan HKTI Provinsi Kalimantan Barat periode 2023-2028 yang bertempat di Hotel Mercure, Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (18/8).
Baca: Logo HUT ke-78 RI, Adian: Clear Presiden RI ke-Delapan Kemeja Garis-Garis
Menjelaskan hal tersebut dikarenakan iklim suhu politik dunia yang sedikit panas sehingga turut mempengaruhi harga pupuk menjadi mahal, sementara kemampuan negara dalam memberikan pupuk subsidi pada para petani belum cukup merata.
"Untuk mengatasi hal ini petani diminta mencari alternatif. Karena sumber pertanian memang mesti terus berjalan sebab dari pundak petanilah kehidupan terus berjalan. Jika petani menyerah pasti akan menyulitkan semua pihak," ujar Moeldoko.