Semarang, Gesuri.id – Potensi wakaf di Indonesia, terutama dalam bentuk aset tanah sangat besar. Setidaknya ada 4 miliar meter persegi tanah wakaf di Indonesia yang belum dimanfaatkan yang nilainya diperkirakan mencapai Rp370 triliun.
Demikian disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo usai membuka Rapat Koordinasi Daerah Badan Wakaf Indonesia (BWI) se-Jawa Tengah dan DIY di Hotel Novotel, Semarang, Kamis (13/9).
Baca: Gubernur Ganjar Dorong Santri Jadi Pelopor Antinarkoba
“Kalau kita lihat potensi Indonesia, tanah sama 4 miliar meter persegi, dan itu belum digunakan. Kita preteli (urai) yang ada di Jateng. Kira-kira di mana, dan bagaimana dikembangkan,” ujarnya.
Setelah diketahui posisi tanah wakaf di Jawa Tengah, pihaknya akan meminta arahan dari BWI untuk menggali potensinya dengan tujuan memakmurkan umat. Pemprov Jateng akan memberikan bantuan anggaran, agar secara operasional BWI di Jateng, bisa bergerak untuk mengreasikan sumber daya wakaf. Misalnya melakukan pemetaan, pemanfaatan eksplorasi dari sisi metode, dan studi banding di negara atau daerah lain yang maju dengan memanfaatkan wakaf.
Gubernur mencontohkan, Pasar Tanah Abang di mana lahannya ada yang berstatus tanah wakaf. Digerakkan dengan ekonomi modern, Tanah Abang saat ini menjadi pasar terbesar di Asia Tenggara.
“Sakniki pasar Tanah Abang niku pasar paling gedhe sak Asia Tenggara. Kethoke dereng wonten sing ngalahke. Niku, mriki lemah wakaf, mriki lemah wakaf, tengahe kosong, izin pemerintah digawekke jembatan antartoko. Walah niku ora umum. Duit bisa muter cepet banget,” kata dia.
Baca: Ganjar Ajak Para Santri Jadi Enterpreneur
Ditambahkan, dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk berwakaf, ditambah dengan pengelolaan yang baik, manfaatnya akan semakin besar dirasakan oleh umat. Antara lain membuka lapangan kerja, menciptakan keuntungan, investasi lebih berkembang sehingga bisa membantu masyarakat dhuafa. Selain itu, tidak menutup kemungkinan bisa membantu pembangunan infrastruktur, membantu biaya pendidikan dan kesehatan.