Pangandaran, Gesuri.id - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Keramba Jaring Apung merupakan lompatan teknologi dan masa depan perikanan Indonesia.
"Kita harapkan jadi sebuah lompatan kemajuan, terobosan pertama di Indonesia. Cikal bakal berlipat gandanya nilai tambah budi daya perikanan Indonesia," kata Presiden saat meresmikan Keramba Jaring Apung (KJA) lepas pantai atau offshore di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Cikidang, Babakan, Pangandaran, Selasa (24/4).
Presiden mengungkapkan dengan teknologi KJA ini sebanyak 1,2 juta penebaran benih ikan dapat menghasilkan 816 ton per tahun per unit.
Baca: Jokowi: Kita Memandang Masa Depan dengan Optimisme
"Coba bandingkan dengan keramba jaring apung biasa yang produksinya cuma 5,4 ton per tahun per unit. Ini sebanyak 816 ton. Inilah hal yang harus dipelajari nelayan kita," kata Kepala Negara.
Jokowi juga mengatakan bahwa teknologi KJA ini juga akan melibatkan antara 215 dan 250 orang.
"Ini baru satu yang dibangun di sini (Pangandaran). Nanti juga akan dikembangkannya dua lagi. Yang dua juga sudah dibangun di Sabang dan Karimun Jawa," kata pria yang kembali diusung PDI Perjuangan dalam Pilpres 2019 ini.
Keramba jaring apung ini merupakan program Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan mengadopsi teknologi lepas pantai dari Norwegia yang diperkirakan bakal mampu menggenjot produksi komoditas ikan kakap putih secara signifikan.
Teknologi KJA `offshore` fokus dikembangkan di tiga kawasan strategis, yakni perairan Kepulauan Karimunjawa (Jawa Tengah), Pangandaran (Jawa Barat), dan Pulau Sabang Aceh.
Keramba jaring apung lepas pantai (offshore) memiliki beberapa keunggulan, yaitu tahan terhadap gelombang dan memiliki ketahanan lebih dari 10 tahun.
Cukup efektif digunakan dalam budi daya ikan karena mudah dalam pemasangan maupun pelepasan jaring, memiliki beragam konfigurasi dalam pengoperasiannya.
Peresmian keramba jaring apung ini merupakan rangkaian kunjungan kerja Presiden selama 2 hari di Jawa Tengah dan Jawa Barat.