Jakarta, Gesuri.id - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Prof H Mohammad Mahfud Mahmodin (MD) menjelaskan makna dari lirik syair Syubbanul Wathan atau populer dengan sebutan Ya Lal Wathan yang digubah oleh KH Abdul Wahab Chasbullah.
Mahfud mengatakan lagu Indonesia Raya yang dikumandangkan pada setiap acara seremonial di lingkungan pesantren Nahdlatul Ulama sangat terasa 'nyambung' jika dilanjut dengan Ya Lal Wathan. Sebab kedua lagu tersebut merupakan tanda kecintaan kepada tanah air.
Ia kemudian memaknai secara bebas lirik Ya Lal Wathan yang disebutnya mempunyai semangat nasionalisme yang lahir dari pesantren.
"Ya Lal Wathan, Ya Lal Wathan. Hubbul wathan minal iman. Kalau diterjemahkan bebas: aduhai tanah airku, aduhai tanah airku, mencintai tanah air itu bagian dari iman. Itu nasionalisme yang paling tinggi, yang lahir dari semangat kepesantrenan," jelas Mahfud, baru-baru ini.
Ia menegaskan, nasionalisme bagi warga pesantren bukan termasuk rukun iman. Sebab rukun iman sudah ditetapkan ada enam. Tetapi nasionalisme kepesantrenan itu merupakan bagian dari cabang-cabang iman.
"Karena saya ingin beribadah harus punya tanah air, tanah air ini harus dicintai. Maka disebut Indonesia biladi anta unwanul fakhama: Indonesia negeriku, engkau adalah tanda kehormatanku," terangnya.
"Kemudian kullu man ya'tika yauman thamihan yalqa himama: barangsiapa yang datang mengganggumu akan kusikat habis, kujatuhkan di bawah dulimu," lanjut Mahfud.