Kubu Raya, Gesuri.id - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyatakan banjir di wilayah Kapuas Hulu, Sintang, dan Sanggau, Kalimantan Barat (Kalbar) merupakan sinyal bahwa bumi menderita akibat kebijakan terkait lingkungan. Maka itu, PDI Perjuangan memerintahkan kader partainya mendorong moratorium hutan dan menggalakkan gerakan merawat bumi.
Baca: Dibuka Sekjen Hasto, Banteng Kalbar Rakerda & Lantik DPD BMI
Pesan Megawati itu disampaikan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dalam arahannya di acara pembukaan rapat kerja daerah (Rakerda) sekaligus pelantikan DPD Banteng Muda Indonesia di Provinsi Kalbar, di Kubu Raya, Sabtu (27/8).
“Pesan Bu Megawati Soekarnoputri, rawatlah bumi dengan penuh rasa cinta. Kader PDI Perjuangan harus mendorong moratorium hutan, menjaga lingkungan, membersihkan sungai,” kata Hasto.
Hasto bercerita, pagi hari sebelum memulai kegiatannya, dirinya mendapat telepon dari Megawati. Sang ketua umum bercerita soal keprihatinannya atas banjir di beberapa wilayah di Kalbar. Yang menasional adalah banjir di Sintang yang surutnya sangat lama.
Menurut Hasto, Megawati menjelaskan bahwa terlepas dari adanya global warming dan kenaikan air laut yang menekan sungai-sungai, namun ini sebenarnya adalah sinyal dari bumi. Bahwa bumi sedang menderita dan kebijakan kita mengabaikan lingkungan.
“Dengan banjir 5 hari tak surut, mengajarkan bahwa lingkungan alam di Kalbar telah memberi sinyal alam serius, terjadinya kerusakan alam,” katanya.
Karenanya, PDI Perjuangan harus terdepan dalam mengatasi masalah itu. Selama ini, PDI Perjuangan sudah melakukan Gerakan Menanam Bumi dan Menanam Pohon. Sebab tugas kader PDI Perjuangan adalah gerakan merawat alam raya melakui penghijauan.
“Maka kepala-kepala daerah PDI Perjuangan yang di hulu sungai, punya tanggung jawab menjaga mata air. Kalau tidak, bisa musnah peradaban sungai kita,” urai Hasto.
“Kepala daerah harus mendorong moratorium hutan, jangan sedikit-sedikit beri izin hutan hanya untuk lahan sawit. Ingat, alam sudah memberi tanda,“ tambahnya.
“Ingat bahwa kita berpolitik membangun masa depan bagi anak dan cucu kita. Kalau kita tak pro lingkungan, tak merawat bumi, kualat kita. Sehingga itulah Ibu Mega berpesan rawatlah bumi,” tegas Hasto.
Hasto lalu memberi inspirasi mengenai cinta lingkungan hidup dari Megawati. Presiden Kelima RI itu, kata Hasto, membuat gips khusus terhadap batang tanaman yang patah.
Saat Hasto membuang biji salak yang dagingnya sudah dimakan, Megawati malah memungut biji itu, memasukkan ke dalam tisu, dan menyimpannya ke dalam tasnya.
“Ibu Megawati mengatakan biji salak juga punya hak hidup, jangan kau buang sembarangan. Ini pembelajaran hidup soal lingkungan,” kata Hasto.
Lebih jauh, menurut Hasto, 32 tahun Orde Baru sebenarnya sudah mengajarkan bahwa begitu hutan dirusak, maka hasilnya adalah kesengsaraan bagi umat manusia.
Baca: Sekjen Hasto & Ribuan Warga Pontianak Ikuti Banteng Gowes
“Kita tahu global warming terjadi dan dampaknya bahaya buat iklim, petani jadi susah menanam. Ingat bahwa segala sesuatunya harus ada keseimbangan. Maka rawatlah bumi dengan penuh cinta. Kader PDI Perjuangan harus melaksanakannya,” pungkas Hasto.
Rakerda itu dilaksanakan di kantor DPD PDI Perjuangan Kalbar, di Kabupaten Kubu Raya, dipimpin oleh Ketua DPD Lasarus bersama sekretarisnya Karolin Margret Natasa. Hasto hadir bersama Ketua DPP PDI Perjuangan Sri Rahayu. Hadir para pengurus PDI Perjuangan se-Kalbar, para kepala daerah dari partai itu, anggota DPR dapil Kalbar Cornelis dan Maria Lestari, serta Ketua Umum BMI Moch. Herviano.