Jakarta, Gesuri.id - Ketua Tim Penggerak PKK Trenggalek, Novita Hardini mengajak warga masyarakat Trenggalek yang diberi kelebihan dalam segi materi diharapkan mau berbagi dengan lingkungannya.
Menyampaikan ajakan ini karena penggiat perempuan itu melihat masih ada beberapa warga Trenggalek yang kurang beruntung disaat momen bahagia menjelang lebaran. Seperti halnya Nenek Ismiatun perempuan usia lanjut yang hidup sebatang kara di rumah usangnya.
Selain sendiri perempuan yang erat disapa Bu Atun itu berada di rumah yang kurang layak, karena banyak sampah berserakan di dalam rumah.
BaCa: Mengulik Gaya Kepemimpinan Transformasional Ganjar Pranowo
“Malam takbir hari ini sangat berkesan bagi kami. Terutama sebagai ibu bagi masyarakat Trenggalek, ada beberapa rumah yang di setiap desa, di setiap kecamatan yang seperti ini. Saya menghimbau kepada seluruh masyarakat diberi kelebihan untuk bisa menengok kanan kirinya,” ajak Founder UPRINTIS Indonesia itu.
Biasanya sambung penggiat perempuan dan UMKM itu “yang kita lihat keluarga besar, keluarga jauh, tapi kita tidak boleh lupa di sekeliling kita ada tetangga kita yang juga menjadi keluarga kita,” sambungnya Selasa (9/4/2024).
Bila ada keluarga atau tetangga yang memang hidup sebatang kara atau dalam tanda kutip tidak memiliki siapapun maka sudah menjadi tanggungjawab kita untuk saling ngopeni satu sama lain. Karena kami dari pemerintah juga punya keterbatasan dari tangan dan kaki kami.
“Saya berharap kepada seluruh masyarakat Trenggalek sama sama untuk berkontribusi untuk saling menjaga,” tutup Master of Economic UIN SATU itu.
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin yang sengaja memanfaatkan momentum malam takbir untuk berajangsana ke rumah-rumah warga. Utamanya para lansia kurang beruntung. Dalam kesempatan itu mas bupati mengatakan, “kita sebagai warga masyarakat bersyukur, momen lebaran bisa berkumpul bersama keluarga, tetapi di beberapa tempat yang lain seperti yang saat ini saya kunjungi beliau sebatang kara. Tidak ada saudara yang datang, ya kita tetangga yang menguatkan,” katanya.
“Kehadiran saya mungkin tidak bisa mutar-mutar rumahnya orang lain, tapi kerumah beliau-beliau ini saya berharap bisa membawa suasana lebaran bagi beliau dengan kehadiran saya bersama keluarga dan mendoakan beliau supaya sehat”, sambun Mas Ipin.
Menurut Ketua RT setempat, Bu Atun hidup sebatang kara, sudah tidak ada sanak keluarga. Sebenarnya ada adiknya, namun belum genap 40 hari lalu meninggal dunia, sehingga sekarang posisinya menjadi sebatang kara.
BaCa: Inilah Profil dan Biodata Ganjar Pranowo
Untuk memenuhi kebutuhan hidup Bu Atun dibantu warga sekitar semampunya. “lingkungan membantu beliau untuk memenuhi kebutuhan keseharian. Namun itu juga semampu warga,” kata Rahadian Ketua RT. 10 RW. 3 Ngantru, Trenggalek.
Alhamdulillah, sambung pria yang akrab disapa Dian itu, “sudah ada kunjungan pak bupati. Bebeberapa waktu lalu juga sudah ada kunjungan dari Dinas Sosial saat almarhum adiknya Bu Atun masih ada. Karena ternyata yang terdata di Dinsos itu almarhum adiknya. Dan baru kita tahu beliau ini belum punya data kependudukan. Baru setelah adiknya meninggal kemarin kita bersama kelurahan berkomunikasi dengan Dukcapil dan akhirnya Dukcapil melakukan perekaman,” terang Dian.
Sekarang beliau sudah punya data kependudukan, harapannya semoga bisa juga di cover oleh pemerintah daerah juga untuk kebutuhan hidupnya, tutupnya.