Trenggalek, Gesuri.id - Ketua Penggerak PKK Trenggalek Novita Hardini Mochamad membeber soal wastra atau kain tradisional yang sarat akan makna budaya nusantara, asal Trenggalek.
Menurut Novita, penting untuk memperkenalkan Batik Trenggalek ini, terutama ke generasi muda sebagai bagian dari kekayaan budaya yang dimiliki masyarakat Trenggalek.
"Kalau kita tidak melestarikan budaya, bagaimana nanti anak-cucu kita membangun fondasi diri mereka menghadapi banyak sekali tantangan di masa depan. Batik itu juga salah satu warisan budaya yang turun temurun. Kalau batik ini tidak diturunkan ke generasi muda, mereka akan kosong jiwanya, rohnya tentang budaya Indonesia," ujar Novita Hardini, Selasa (2/8/2024).
Novita yang juga Ketua Dekranasda Trenggalek mewanti-wanti generasi muda, harus mengenal kebudayaan Indonesia, salah satu yang termudah adalah melalui wastra, sebagai identitas bangsa.
Dia menegaskan jangan sampai kita bersahabat dengan semua kemajuan dunia, tapi tidak mengenal budaya bangsa sendiri.
Istri bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin ini merasakan tantangan tersulit yang dirasakannya untuk turut melestarikan Batik Trenggalek adalah pada bagaimana menyejahterakan pembatik, meregenerasi pembatik, dan memenuhi permintaan pasar yang ada.
"Tantangan yang kami rasakan itu bukan pada bagaimana memasarkan batiknya, tapi lebih kepada bagaimana kami bisa meregenerasi pembatik, para generasi yang lebih muda ini gimana caranya mau menjadi pembatik. Lalu, kalau sudah ada pasarnya, bagaimana kami memenuhi kuantitas yang diminta. Apalagi dengan event fashion show seperti ini, batik itu sudah menjadi magnet loh," ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Trenggalek bekerja sama dengan beberapa stakeholder, membuat communal branding. Dengan communal branding ini, terdapat berbagai macam motif yang memang menjadi ciri khas dari Batik Trenggalek.
"Kemudian yang kedua, kita nggak berhenti untuk meng-empower para pembatik kita dengan melakukan pelatihan-pelatihan. Lalu yang ketiga, Bapak Bupati juga melakukan beberapa hibah, berupa alat dan bantuan pemasaran."
Pada 2022, para pedagang batik sudah bisa berjualan produk mereka di e-commerce. Selain itu, semua ASN di Kabupaten Trenggalek diwajibkan mengenakan baju adat setiap hari Kamis dan batik di hari Jumat.
Novita Hardini juga membeberkan cara muda mengenali Batik Trenggalek, yaitu dari pewarnaannya. Batik Trenggalek merupakan jenis batik tulis dan pewarnaannya menggunakan pewarna alam.
Menurut Novita Hardini, agar generasi muda mau lebih sering memakai batik sebagai outfit harian mereka, harus dimulai dari mindset. Cara berpikir bahwa batik bukan hanya pakaian formal dan hanya pantas digunakan oleh para pejabat.
"Tapi batik itu adalah diplomasi perasaan, nilai, cinta, kasih, yang ketika dipakai kita jadi tahu tujuan untuk hidup. Mulailah dengan menunjukkan konsisten dalam cara kita berbusana. Jadi buat generasi muda, mulailah mencintai batik, karena pemakaiannya bisa disesuaikan dengan karakter kalian masing-masing," pungkasnya.