Jakarta, Gesuri.id - Ketua DPR RI Puan Maharani mengisi orasi ilmiah dalam acara wisuda Universitas Bung Karno (UBK). Ia pun mengajak para wisudawan/wisudawati untuk berpartisipasi membangun Indonesia.
Baca: Puan Terima Presidensi Parlemen ASEAN & Tuan Rumah AIPA 2023
Wisuda Program Sarjana XX dan Program Magister Hukum IV Universitas Bung Karno digelar di Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Rabu (30/11). Total wisudawan/wisudawati yang hadir sebanyak 826 orang yang berasal dari 12 Program Studi terdiri dari 11 Prodi Program Sarjana dan 1 Prodi Program Magister Hukum.
Saat tiba di lokasi, Puan disambut Rektor UBK dan keluarga Rachmawati Soekarnoputri yang mengelola Yayasan UBK. Almarhum Rachmawati Soekarnoputri merupakan pendiri UBK dan Yayasan UBK.
Puan memasuki ruang acara bersama rombongan Senat UBK sebagai prosesi dimulainya wisuda yang merupakan acara tunggal kegiatan tersebut. Usai prosesi wisuda, Puan lalu menyampaikan orasi ilmiah dengan tema ‘Sarjana Unggul Berkarakter Pancasila Membangun Indonesia di Era Digital’.
“Saya ucapkan selamat kepada para wisudawan dan wisudawati yang baru saja mendapatkan ijazah dan gelar akademiknya. Hari ini sangat didambakan dan menjadi kebanggaan bagi para wisudawan dan wisudawati,” kata Puan.
Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu mengawali orasinya dengan memberikan motivasi kepada para lulusan UBK. Puan menceritakan mengenai raihan prestasinya sebagai perempuan pertama dan termuda sebagai Ketua DPR RI.
“Kalau kalian punya cita-cita, Insyaallah akan tercapai jika kerja keras dan disiplin,” tuturnya.
Puan menegaskan dirinya tidak serta merta menjadi Ketua DPR. Ia menegaskan dirinya pun berproses dari bawah ketika memutuskan memasuki dunia politik.
Secara khusus, Puan berpesan kepada wisudawati agar tidak takut berjuang sebagai perempuan. “Jangan kalah dengan para laki laki,” imbuhnya.
Puan pun menyatakan, Universitas Bung Karno telah secara nyata bergotong royong dan bekerja bersama dalam mewujudkan tujuan berbangsa dan bernegara, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Menurutnya, upaya mencerdaskan kehidupan bangsa bukanlah sekadar kecerdasan dalam ilmu pengetahuan, melainkan juga kecerdasan dalam hal kebudayaan.
“Sehingga mencerdaskan kehidupan bangsa adalah merupakan Nation and Character Building, Pembangunan Karakter Bangsa. Nation and Character building, selalu digelorakan oleh Bung Karno,” ungkap Puan.
Peraih gelar Doktor Honoris Causa dari Pukyong National University (PKNU) Korea Selatan itu lalu mengutip pernyataan Bung Karno dalam pidatonya di HUT RI tahun 1966. Menurut Puan, sang kakek menyatakan keahlian tentu diperlukan, tetapi keahlian saja tanpa dilandaskan pada jiwa yang besar tidak akan dapat mungkin mencapai tujuannya.
“Inilah perlunya, sekali lagi MUTLAK perlunya, Nation and Character Building. Memberikan self respect kepada bangsa sendiri, memberikan self confidence kepada diri bangsa sendiri, memberikan kesanggupan untuk berdikari,” tambah Puan mengutip Bung Karno.
Puan menyebut, UBK memiliki peran yang sangat strategis dalam membangun Nation and Character Building. Peran tersebut untuk membangun kebersamaan yang dapat memberikan rasa cinta pada tanah air, memberikan rasa percaya diri sebagai bangsa, serta yang memberikan kesanggupan untuk berdikari dalam membangun kemajuan bangsa dan negara.
Lebih lanjut, Puan menyoroti UBK yang memiliki mata kuliah khusus untuk mengajarkan ajaran Bung Karno. Menurutnya, hal tersebut akan membekali setiap lulusan UBK untuk dapat memiliki karakter pribadi dan warga negara sebagai manusia Indonesia yang mendasarkan cipta, rasa, karsa dan karyanya berlandaskan pada kepribadian dan kebudayaan Indonesia.
“Saya memberikan apresiasi yang tinggi atas upaya Universitas Bung Karno membangun manusia Indonesia sebagai kader bangsa, yang memiliki wawasan kebangsaan, rasa cinta tanah air, yang juga memiliki kualitas daya saing,” ucap Puan.
Di sisi lain, membangun Indonesia yang maju di segala bidang disebutnya membutuhkan penggerak kemajuan. Puan mengatakan, salah satu hal yang penting dan strategis sebagai penggerak kemajuan Indonesia adalah Sumber Daya Manusia (SDM).
“Indonesia mengalami ‘Bonus Demografi’ yang terjadi mulai tahun 2022 sampai tahun 2035. Hal ini berarti Indonesia akan surplus SDM usia produktif. Surplus SDM usia produktif ini apabila tidak dibekali dengan kemampuam yang memadai, maka akan menjadi beban bangsa dan negara,” papar mantan Menko PMK itu.
Puan kemudian bertanya apa kemajuan Indonesia yang dapat ikut diwujudkan oleh seluruh lulusan UBK. Ia menyebut lulusan UBK dapat ikut memajukan Indonesia dalam setiap kegiatan, apapun kegiatannya.
“Lulusan UBK harus bisa membangun integritas diri, etos kerja, dan kebiasaan diri yang tertib, disiplin dan hidup sehat. Bagaimana? Kalian siap? Siap?” tanya Puan.
“Siap!” jawab para wisudawan/wisudawati UBK serentak.
“Dengan demikian Indonesia akan semakin maju!” timpal Puan.
Kepada para lulusan UBK, Puan mengatakan dirinya memahami mereka memiliki harapan-harapan untuk dapat meningkatkan kualitas hidup secara ekonomi dengan masuk dalam dunia kerja, menjadi pengusaha, menjadi pelayan sosial, ataupun kegiatan lainnya.
“Dunia usaha dan dunia kerja di Indonesia saat ini, juga mengikuti tren yang berkembang, yaitu digitalisasi. Dalam era kemajuan teknologi informasi komunikasi saat ini, telah membuka berbagai kesempatan dan sekaligus persaingan yang tinggi,” urainya.
“Ekonomi digital, e-commerce, berkembang dengan pesat dan persaingan yang ketat. Selama Pandemi Covid-19, pemanfaatan ekonomi digital semakin luas dan membuka kesempatan bagi siapapun untuk mendapatkan manfaat ekonomi dan sosial,” sambung Puan.
Dalam menghadapi berbagai perubahan tersebut, DPR disebutnya juga memaksimalkan fungsi legislasi untuk mempersiapkan Indonesia agar maju di era digital. Salah satunya, kata Puan, dengan pengesahan RUU tentang ASEAN Agreement on Electronic Commerce (Persetujuan ASEAN tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik).
“Potensi ekonomi ke depan juga masih memiliki prospek yang baik untuk sektor-sektor yang cepat pulih dan berdaya tahan tinggi, seperti pangan, pertanian, jasa keuangan, perdagangan, teknologi informasi komunikasi, dan lain sebagainya,” jelas penyandang dua gelar Doktor Kehormatan itu.
“Negara, dalam hal ini Pemerintah dan DPR RI, menaruh perhatian yang besar dalam menciptakan lapangan kerja, dunia usaha yang kondusif, serta pertumbuhan ekonomi yang berkualitas,” imbuh Puan.
Untuk itu, lulusan UBK didorong mempersiapkan diri menghadapi persaingan, menghadapi risiko usaha, serta meningkatkan kualitas diri apapun pilihannya. Baik memilih masuk dunia kerja, menjadi pengusaha, menjadi pegiat sosial, atau pilihan-pilihan lain.
“Apapun peluang yang ada, dibutuhkan lulusan UBK yang berani mengambil pilihan, berani menempuh jalannya, dan meraihnya dengan perjuangan,” tuturnya.
Puan mengatakan, wisudawan dan wisudawati UBK juga memiliki tugas kebangsaan yaitu membangun budaya toleran, budaya gotong royong, serta memperkuat kesadaran anak bangsa bahwa Indonesia dipersatukan oleh Pancasila.
“Apabila kebudayaan yang berkembang di wilayah Indonesia dibiarkan secara alamiah, maka tidak mustahil kebudayaan transnasional akan menjadi tuan di negeri ini. Tidak akan ada lagi jati diri ke-Indonesiaan, jati diri yang bisa dibanggakan,” terang Puan.
Puan mengingatkan, Indonesia sebagai negara berpenduduk lebih dari 270 juta jiwa yang terdiri dari 714 suku bangsa, dan 1.100 bahasa yang berbeda serta tersebar di 17.000 pulau, dapat mengintegrasikan beragam masyarakat menjadi satu bangsa. Menurutnya, hal ini hanya dapat dilakukan karena Indonesia memiliki konsepsi nilai luhur bersama yang menjadi jati diri bangsa, intisari dari bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.
“Inilah tugas kebangsaan kita semua, termasuk lulusan UBK, mempersatukan rakyat berlandaskan Pancasila, bergotong royong memajukan Indonesia,” ujarnya.
Puan kembali mengutip Presiden Soekarno yang pernah mengatakan ‘Beri aku sepuluh pemuda maka niscaya akan kuguncangkan dunia’. Ia berharap, sarjana-sarjana UBK mampu mengguncang dunia dengan menjawab tantangan zaman dan menggerakkan kemajuan Indonesia menjadi negara yang berdaulat, berdikari, dan berkepribadian berlandaskan Pancasila.
Baca: Diah: Penting Bangun 'Awereness' Anti Kekerasan Perempuan
“Selamat menjadi sarjana-sarjana UBK untuk Indonesia. Ayo sarjana UBK, kita membangun bangsa. Ayo sarjana UBK, kita wujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia,” tegas Puan.
Usai melakukan orasi ilmiah, Puan lalu menyerahkan cinderamata kepada lulusan UBK terbaik. Sementara itu, Ketua Yayasan Pendidikan Soekarno, M. Marhaendra Putra dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada Puan.
“Wisuda UBK kali ini sangat spesial karena kita mendengarkan orasi ilmiah dari cucu Bung Karno,” kata Marhaendra Putra.
Sejumlah anggota DPR turut mendampingi Puan dalam acara wisuda UBK ini, yakni Wakil Ketua Komisi X DPR Agustin Wilujeng dan Wakil Ketua Komisi VIII Diah Pitaloka.