Ponorogo, Gesuri.id - Manajemen keluarga menjadi perhatian dari PDI Perjuangan dengan memastikan ibu dan anak Indonesia sehat dan bergizi, demi memastikan masa depan Indonesia yang maju serta sejahtera.
Maka itu, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri terus mendorong kesadaran serta menugaskan tiga pilar partai memberi perhatian pada keluarga Indonesia.
Penugasan ini juga wujud bahwa berpolitik bagi PDI Perjuangan bukan sekedar elektoral semata.
Baca: PDI Perjuangan Gelorakan Semangat Generasi Muda di Ponorogo
Hal itu diungkapkan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di hadapan ribuan anak muda Ponorogo yang hadir di acara "Mlaku Bareng" di Alun-alun Ponorogo, Minggu (26/2),
"Beberapa waktu yang lalu, Ibu Megawati menginstruksikan bahwa Tiga Pilar Partai, yakni struktural, eksekutif, legislatif, untuk memberikan perhatian pada keluarga, manajemen keluarga, pendidikan anak," kata Hasto.
Hasto menambahkan, basis dari perintah Megawati itu adalah perspektif kesejarahan PDI Perjuangan Bahwa PDI Perjuangan bukanlah partai kemarin sore, namun partai yang memiliki rekam jejak yang begitu panjang, sejak Bung Karno mendirikan PNI pada 1927, yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia Raya kita.
Lanjut dia, PDI Perjuangan digembleng oleh sejarah dan terpaan gelombang, namun tetap hidup dan besar. Dan itu bisa karena diukungan rakyat. Maka PDI Perjuangan wajib berjuang untuk rakyat, dengan menggunakan seluruh ide gagasan cita-cita Bung Karno, menyatu dengan rakyat dan mendatangkan program yang konkret untuk rakyat.
"Bagi PDI Perjuangan berpolitik bukan hanya berorientasi pada elektoral atau bagaimana meraih suara saat pemilu. Namun adalah bagaimana memperhatikan rakyat pemilihnya," ujar Hasto.
Bagi PDI Perjuangan kata Hasto, perhatian kita dimulai dari memberikan perhatian pada ibu-ibu, yakni ibu yang hamil harus dipersiapkan sebaik-baiknya, untuk mencukupi gizinya.
"Agar dari ibu-ibu dari seluruh Indonesia bisa lahir generasi muda dengan kapasitas otak yang hebat karena kebutuhan gizi, protein yang cukup," ujarnya.
Sebab persoalan stunting yang dihadapi Indonesia bukan persoalan main-main.
Secara nasional, saat ini dari 100 anak Indonesia 22 terkena stunting. Ketidakcukupan makanan sehat akhirnya membuat 22 dari 100 anak-anak Indonesia menderita kekurangan gizi dengan dampak tubuhnya pendek dan masalah otak.
"Kalau tubuh pendek bisa kita akalin, tapi ketika kapasitas otaknya tidak menjadi anak yang cerdas, bagaimana Indonesia bisa menjadi bangsa yang hebat ketika dari anak-anak yang lahir bawah usia 2 tahun, 5 tahun, tidak kita persiapkan dengan baik," urainya.
“Karena itu inti pesan Ibu Mega, Ibu Mega berpesan, ‘Hai ibu-ibu, perhatikan anak-anakmu, cukupi gizinya,” tambahnya.
Dan untuk mencukupi gizi itu tidak harus yang mahal-mahal. Semisal, ibu harus diberi pengetahuan mendalam mengenai bahan pangan sekitarnya yang selama ini kurang diperhatikan, namun sebenanrya sangat berharga. Misal daun kelor ternyata menyehatkan karena mengandung vitamin C yang luar biasa.
Keluarga dan para ibu rumah tangga juga harus punya kemampuan, semisal berternak ayam. Dari sana, paling tidak bisa memberikan setidaknya 1 butir telur perhati untuk dikonsumsi anak di bawah dua hingga lima tahun.
“Begitu banyak makanan bergizi di sekitar kita. Makan teri itu bukan berarti miskin. Kita harus menyadari bahwa di teri itu ada ada amino esensial yang tinggi. Pengetahuan akan kandungan gizi kacang hijau, kedelai dan begitu banyak makanan bergizi yang harus kita berikan pada anak-anak,” urainya.
Intinya, lanjut Hasto, Megawati menugaskan seluruh kader agar berpolitik untuk menyiapkan masa depan bangsa. “Dan kita tidak pernah lelah berjuang sampai Indonesia Raya betul-betul menjadi negara yang hebat,” tuturnya.
Hasto hadir di Ponorogo, bergabung bersama para anak muda serta warga Ponorogo di Alun-alun Kota, pada Minggu (26/3) pagi.
Acara “Mlaku Bareng" itu diorganisasi oleh DPD Banteng Muda Indonesia (BMI) Jawa Timur yang diketuai oleh Sugiri Sancoko.
Baca: Banteng Jatim Sambut Positif Pendidikan Kader Perempuan
Acara yang digelar dalam rangka perayaan HUT ke-50 PDI Perjuangan itu, dimulai dengan SICITA dan lalu diikuti dengan Jalan Santai bertajuk “Mlaku Bareng” (jalan santai bersama).
Saat Hasto tiba di lokasi Alun-alun, penampilan reog Ponorogo menyambutnya. Setelahnya, Hasto ke panggung untuk memulai prosesi mulai acara.
Tampak Hasto didampingi jajaran DPD PDI Perjuangan Jawa Timur yang dipimpin Ketua Pelaksana Harian Budi “Kanang” Sulistyono, Sekretaris Sri Untari Bisuwarno, dan Bendahara Wara Sundari Renny Pramana.
Sementara ribuan warga Ponorogo hadir dengan dipimpin Bupati dan Wakil Bupati, Sugiri Sancoko dan Lisdyarita.