Ikuti Kami

PDI Perjuangan Surabaya Kenalkan Konsep “Soko Guru” Perjuangan di Hadapan Mahasiswa

“Soko guru” adalah prinsip dasar perjuangan PDI Perjuangan yakni konsep tiga pilar partai plus satu. 

PDI Perjuangan Surabaya Kenalkan Konsep “Soko Guru” Perjuangan di Hadapan Mahasiswa
Wakil Sekretaris DPC PDI Perjuangan Surabaya, Achmad Hidayat.

Surabaya, Gesuri.id - Sejumlah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Negeri Surabaya melakukan kunjungan studi ke Kantor DPC PDI Perjuangan Surabaya pada Sabtu (26/10). 

Kunjungan ini bertujuan untuk meneliti peran dan fungsi partai politik dalam kaderisasi serta pendidikan politik bagi masyarakat, khususnya di Kota Surabaya.

Dalam kunjungan tersebut, para mahasiswa disambut oleh Wakil Sekretaris DPC PDI Perjuangan Surabaya, Achmad Hidayat, yang memberikan penjelasan mendalam mengenai strategi dan pendekatan partai dalam memperjuangkan aspirasi rakyat. 

Baca: Mengulik Gaya Kepemimpinan Transformasional Ganjar Pranowo

Salah satu perwakilan mahasiswa, Gilbert Josh, mengajukan pertanyaan seputar rahasia keberhasilan PDI Perjuangan dalam memenangkan hati masyarakat selama bertahun-tahun di Surabaya.

“Apa yang menjadi resep PDI Perjuangan di Kota Surabaya bisa menang dan mempertahankan kepercayaan dari masyarakat selama puluhan tahun?” tanya Gilbert Josh.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Achmad Hidayat menjelaskan bahwa salah satu kunci sukses PDIP adalah penerapan konsep “soko guru” dalam pergerakannya. Menurutnya, “soko guru” adalah prinsip dasar perjuangan PDI Perjuangan yakni konsep tiga pilar partai plus satu. 

“Kawan-kawan mengenal bangunan pendopo yang tiang utamanya ada empat, disebut ‘soko guru’. Dari konsep ini, tiga pilar partai yang mencakup kader di eksekutif, legislatif dan struktur partai ditambah andil masyarakat yang selalu membersama langkah PDI Perjuangan,” jelasnya.

Pilar-pilar inilah yang menjadi dasar partai dalam mendidik kader dan menggerakkan massa di tingkat akar rumput.

“Konsep ‘soko guru’ inilah yang selalu kami terapkan dalam setiap program dan aktivitas politik. Dengan memegang teguh nilai-nilai ini, kami mampu membangun kepercayaan yang berkelanjutan di tengah masyarakat Surabaya,” ujar Achmad Hidayat.

Lebih lanjut, Achmad menegaskan bahwa kaderisasi dan pendidikan politik yang dilakukan PDIP tidak hanya berbasis teori, tetapi juga praktik lapangan yang nyata. Hal ini dilakukan agar kader memiliki pemahaman yang mendalam mengenai persoalan-persoalan masyarakat yang sebenarnya.

Konsep “soko guru” juga disebut Achmad sebagai landasan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Achmad menegaskan bahwa PDI Perjuangan berupaya menjaga manunggalnya hubungan dengan rakyat melalui berbagai kegiatan yang berlangsung tidak hanya saat momen politik.

Baca: Lima Kelebihan Gubernur Ganjar Pranowo 

“Sebelum Agustus, kita menggelar kegiatan gotong royong kerja bakti bersama masyarakat di 31 kecamatan, sehingga partai juga menjadi pelopor pola hidup bersih dan sehat,” jelas mantan aktivis GMNI ini. 

Selain itu, agenda seperti SICITA dan edukasi gizi bagi ibu hamil dengan menu masakan nusantara untuk mencegah stunting, juga menjadi bagian dari program PDIP Surabaya. Program ini merujuk pada resep Mustika Rasa, warisan Bung Karno yang berfokus pada pemenuhan gizi masyarakat.

“Kita bisa kokoh karena pilar penyangganya mulai dari kader yang bertugas di eksekutif, legislatif, struktur partai, dan rakyat, semuanya bergerak dalam satu rampak barisan mewujudkan Indonesia Raya,” lanjut Achmad Hidayat.

Ia juga mengajak mahasiswa untuk lebih melek politik dan memiliki semangat kebangsaan agar dapat menjadi penegak demokrasi yang konsisten. “Mahasiswa harus bisa menjadi garda terdepan dalam menjaga demokrasi demi terwujudnya cita-cita bangsa,” tutupnya.

Quote