Semarang, Gesuri.id – Pengembangan Bandar Udara Dewadaru di Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara segera dilakukan. Pengembangan bandara di kepuluan terluar Jateng akan memacu percepatan kemajuan ekonomi masyarakat, terutama di sektor pariwisata.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyambut baik pengembangan Bandara Dewadaru. Keberadaan bandara perintis tersebut diharapkan dapat menjadi pintu gerbang pengembangan wilayah Kepulauan Karimunjawa, sekaligus konektivitas wisata di daerah lainnya.
Baca: Ganjar: Pembangunan Bandara Majukan Pariwisata Banjarnegara
“Biasanya dengan adanya pengembangan bandara, maka pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitar bandara akan terdongkrak. Wisatawan akan meningkat, dan sektor ekonomi lainnya ikut naik, baik kuliner, hotel, bahkan harga tanah melonjak tinggi,” ujarnya, Selasa (7/8).
Untuk menarik wisatawan nusantara maupun mancanegara berkunjung ke Karimunjawa, gubernur akan menjalin kerjasama dengan daerah sekitar, mengajak kepala daerah tetangga, antara lain Bali dan Banyuwangi untuk jualan pariwisata antardaerah.
“Saya tidak ingin Karimunjawa seperti Bali. Saya ingin Karimunjawa menjadi tempat wisata yang eksklusif. Kita gencarkan promosi melalui event-event untuk menarik masyarakat berwisata ke Karimunjawa,” kata politisi PDI Perjuangan itu.
Baca: Tingkatkan Jumlah Wisatawan, Ganjar Luncurkan Jateng Wow
Kepala Kantor Bandar Udara Dewadaru Karimunjawa Dodi Dharma menyatakan, pengembangan bandara yang berlokasi di Pulau Kemujan itu masuk dalam anggaran 2019, termasuk perpanjangan landasan pacu yang saat ini hanya 1.200 meter menjadi 1.600 meter. Selain itu juga perluasan terminal menjadi 800 meter persegi sehingga mampu menampung calon penumpang minimal 70 orang atau lebih banyak dari saat ini yang hanya memuat 15 orang.
“Lahan untuk pengembangan terminal dan landasan pacu telah ada, tinggal pelaksanaan perpanjangan landasan pacu dan perluasan terminal,” katanya.
Dodi mengatakan, Bandara Dewadaru telah resmi beroperasi untuk umum sejak awal Juni 2018, dengan rute penerbangan komersial dari Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang ke Bandar Udara Dewadaru. Penerbangan dilayani oleh NAM Air dengan menggunakan pesawat terbang jenis ATR 72-600 berkapasitas 70 penumpang dengan waktu penerbangan tiga kali dalam sepekan, yakni setiap hari Rabu, Jumat, dan Minggu.
Saat ini daya tampung penumpang belum penuh, yakni dari Bandara Ahmad Yani Semarang mengangkut 70 penumpang, sedangkan Karimunjawa hanya dapat mengangkut 50 orang. Kondisi tersebut disebabkan landasan pacu masih 1.200 meter. Sedangkan syarat minimum panjang landasan ATR 72 adalah 1.600 meter, sehingga perlu perpanjangan landasan sepanjang 400 meter.
“Harga tiket penerbangan ke Karimunjawa Rp 850.000 per orang. Harga tersebut cukup mahal karena keterisian penumpang dibatasi. Langkah ini dilakukan karena kondisi landasan pacu di Bandara Dewadaru belum sesuai syarat, yakni 1.600 meter untuk landasan pesawat ATR 72,” terangnya.