Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Agustina Wilujeng Pramestuti mengungkapkan bahwa pemerintah saat ini memperhatkan nasib petani tebu.
Justru, ucap Agustina, telah ada visi misi peningkatan produksi komoditas pertanian yakni Upsus lima jenis pangan dan salah satunya adalah gula sebagai penjabaran swasembada pada Nawacita Joko Widodo.
Baca: Menghargai Jasa Petani, Sosok Pahlawan yang Kian Dilupakan
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa nilai tukar petani (NTP) kini menanjak.
Berdasarkan data BPS tersebut, ucap Agustina, menandakan penerimaan petani lebih besar dibandingkan pengeluaran sehingga dapat disimpulkan kehidupannya membaik.
Salah satu program kesejahteraan kepada petani di era pemerintahan Joko Widodo, yang diimplementasikan Kementerian Pertanian, adalah kepada subsektor gula.
Agustina menuturkan, misalnya saja target produksi gula 2,5 juta ton pada tahun 2019 melalui upaya penambahan luas tanam tebu dan mendorong investasi.
Menurut Agustina, usaha itu amat berpengaruh terhadap kesejahteraan petani tebu sebagai sumber komoditas gula.
Strategi lainnya yang akan ikut mendongkrak kesejahteraan petani tebu adalah sistem beli putus tebu. Agustina beranggapan, cara beli putus adalah sistem bagi hasil sehingga nantinya bakal membuat penghasilan petani tebu lebih jelas.
"Presiden Joko Widodo memang konsisten mewujudkan kedaulatan pangan, salah satunya masalah gula," ujar Agustina.
Baca: Pensiunan PNS Kementan Masih Produktif untuk Didik Petani
Pemerintah, melalui Kementerian Pertanian, terkait distribusi juga dianggap berhasil mendekatkan harga gula antara dari petani dan di pasar.
Sedangkan masih terjadinya impor gula saat ini yang dilakukan, Agutina mengatakan, perlu ditelaah akibat peliknya masalah pergulaan sejak zaman dulu, jadi bukan baru terjadi di era Joko Widodo.
"Zaman pemerintahan masa lalu, industri tebu nasional dibiarkan tanpa melakukan upgrading teknologi yang masih menggunakan mesin masa penjajahan. Sehingga rendemen gula rendah, petani harga beli tebunya ditentukan oleh rendemen dan amat tidak diuntungkan," kata Agustina.