Jakarta, Gesuri.id - Presiden RI Joko Widodo membuka pertemuan pimpinan gereja dan rektor/ketua perguruan tinggi agama Kristen seluruh Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Rabu (24/10).
Acara pembukaan pertemuan itu semula dijadwalkan berlangsung di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (24/10) malam. Namun, dimajukan dan dipindahkan ke Istana Negara, Jakarta.
Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi mengatakan bahwa masalah kebhinekaan sebenarnya sudah selesai di tingkat pendiri bangsa.
Baca: Presiden Minta Tokoh Masyarakat Gemakan Keberagaman
"Tidak ada yang mempermasalahkan lagi," katanya.
Akan tetapi, gara-gara ada pemilihan bupati, wali kota, gubernur, dan Pemilu Presiden, ada yang menggunakan segala cara untuk mendapatkan kekuasaan.
"Ini dimulai dari sini, dari urusan politik, sebetulnya tiap 5 tahun ada pemilu. Akan tetapi, kemudian dipakai cara berpolitik yang tidak beradab, tidak bertata krama Indonesia sehingga muncul sedikit masalah," katanya.
Presiden Jokowi mengaku tidak dapat menahan diri dengan adanya perilaku politik tersebut sehingga sempat kelepasan menyebutkan adanya politikus sontoloyo.
"Kemarin saya kelepasan, politikus sontoloyo, ya, seperti itu, saya biasanya bisa 'ngerem'. Akan tetapi, kalau sudah terlalu, ya, seperti itu," katanya.
Hadir dalam kesempatan itu Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Menristekdikti Mohamad Nasir.
Sementara itu, dalam laporannya, Menag Lukman Hakim menyebutkan pertemuan itu diikuti 229 peserta dari unsur pimoinan sinode dari 320 sinode yang terdaftar di Kemenag.
Selain itu, juga diikuti pimpinan perguruan tinggi negeri dan swasta sebanyak 380 orang dari seluruh Indonesia.
Menurut dia, tujuan pertemuan itu, antara lain, memberikan informasi kepada pimpinan sinode dan perguruan tinggi terkait dengan program pembangunan pemerintah, terutama terkait dengan bidang keagamaan.
Di samping itu, lanjut dia, untuk membangun ruang dialog dan diskusi mengenai masalah keagamaan dan solusi dalam kehidupan agama yang majemuk.