Jakarta, Gesuri.id - Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani mengatakan, dengan menikmati kopi hasil dari budi daya petik merah, maka harga kopi petik merah ini membantu para petani agar harganya lebih baik.
Lalu pengolah bisa menjaga kualitasnya dan para peminum bisa menikmati kopi yang berkualitas.
Ia pun berharap, dengan meningkatkan kopi tanah air bisa menjadi ajang memperkuat rasa nasionalisme.
Baca: Festival Kopi PDI Perjuangan Bakal Pecahkan Rekor MURI
"Saya berharap kegiatan ini menjadi ajang untuk memperkuat rasa nasionalisme dan gotongroyong sebagai bangsa. Untuk itu mari kita bersulangkopi untuk memajukan negari. Merdeka," kata Puan disela-sela Festival Kopi Tanah Air di Lapangan Parkir Timur, Senayan, Gelora Bung Karno, Jumat (27/5).
Puan pun memimpin bersulang kopi bersama ribuan peserta yang hadir di lokasi dan yang hadir secara hybrit.
"Kita akan bersulang dan menikmati kopi hasil dari budi daya petik merah," sambungnya.
Dalam kesempatan itu Puan dan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto bersulang kopi bersamaan dengan kader PDI Perjuangan yang hadir secara langsung di Lapangan Parkir Timur dan daring untuk pemecahan Rekor MURI.
Setelah itu, Puan dan Hasto sempat diuji panitia acara untuk menemukan kopi hasil petik merah atau sudah matang di atas meja.
Panitia menyediakan pilihan dua gelas berkelir merah berisi kopi yang telah diseduh.
Puan dan Hasto kemudian menimang sebelum menjatuhkan pilihan. Kedua elite PDI Perjuangan itu mencium aroma kopi yang diseduh dengan air panas.
Selanjutnya, Puan dan Hasto terlihat menyeruput dua gelas berisi air seduhan kopi yang disediakan panitia acara.
Setelah menimbang, Puan tampak menunjuk sebuah gelas. Dirinya tidak ragu memilih gelas di sisi kiri eks Menko PMK itu.
"Saya pilih yang kiri," kata Puan saat memilih gelas berisi kopi itu.
Baca: Ribuan Orang Ngopi Bareng di Banyuwangi
Hasto rupanya tidak berbeda dengan Puan. Alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) itu juga memilih gelas di sisi kiri.
"Saya juga pilih yang kiri, karena kiri lebih progresif," ungkap Hasto sambil tertawa renyah.
Berikutnya, panitia acara menyebut pilihan yang dijatuhkan Puan dan Hasto tidak keliru. Gelas yang dipilih memang berasal dari kopi yang petik merah atau sudah matang.
"Ini yang dipilih Mbak Puan dan Mas Hasto betul, karena kopi yang dipilih itu hasil petik merah," kata seorang panitia acara.