Jakarta, Gesuri.id - Pendiri (Founder) Start up id Talent, Putra Nababan menilai generasi milenial saat ini perlu dipersiapkan menghadapi Revolusi Industri Industri 4.0.
Hal ini ditandai masih sedikitnya angkatan kerja Indonesia yang bekerja sesuai talenta mereka, sesuai minat dan bakat untuk berkompetisi di tengah arus globalisasi.
Baca: Jurkamnas Partai Putra Nababan Meriahkan Kampanye AGK-YA
"Kalau memasuki Revolusi Industri 4.0 talent kita kualitasnya masih pas bandrol maka kita kira-kira bisa ukur target Pak Jokowi tercapai atau tidak. Indonesia sedang krisis talent makanya kita harus fokus mencari talent Indonesia," ucap PN sapaan akrab Putra Nababan saat acara Polemik talkshow akhir pekan hangat, Bersiap Di Era Revolusi Industri 4.0 yang oleh MNC 104,6 FM Tri Jaya Jakarta, di Warung Daun, Jakarta Pusat, Sabtu (7/7).
Politisi PDI Perjuangan itu juga mengatakan bahwa setelah keluar dari Industri Media dirinya ingin membantu menyiapkan talent di Indonesia.
Jurnalis yang pernah mewawancara Presiden Amerika Serikat Barack Obama ini berpendapat Indonesia sedang berada di Industri yang perkembanganya cukup pesat.
" Titik tekan saya adalah ketika keluar dari Industri Media, yaitu membantu menyiapkan talent di Indonesia, karena saya merasakan sendiri bagaimana ada di industri yang sangat cepat, sangat inovatif dan lebih maju," ujar Putra yg pernah peraih gelar presenter terbaik Indonesia selama empat tahun berturut-turut ini.
Tahun 2018, Indonesia berada di ranking ke-77 dari 119 negara dalam The Global Talent Competitiveness Index (GTCI) 2018, setelah setahun sebelumnya berada di ranking ke-90.
PN menambahkan Indonesia sangat membutuhkan orang-orang yang mampu mengoperasikan, mengendalikan, mampu menciptakan, yang punya pemikiran inovatif dan kreatif dalam mengikuti perkembangan industri saat ini.
"saya lihat, indonesia masih krisis untuk mendapatkan orang-orang seperti itu. Jangan kita asik melukis langit, tetapi sebenarnya kita sedang berada dibawah permukaan laut," pungkasnya.
Baca: Petinggi PDI Perjuangan Sambangi Redaksi Republika
Bonus demografi yang dimiliki Indonesia, jika dibarengi dengan krisis talenta, maka akan menghasilkan banyaknya posisi-posisi penting dalam industri diisi oleh orang-orang yang tidak kompeten. Bahkan bisa jadi diisi oleh tenaga-tenaga ahli dari luar negeri alias ekspatriat.
“Kita bisa menjadi tamu di rumah sendiri,” kata Putra yang pernah menjadi Pemimpin Redaksi stasiun tv berita sebelumnya.