Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi X DPR RI Putra Nababan akan memperjuangkan Perubahan Iklim atau pemanasan global sebagai mata kuliah wajib di Perguruan Tinggi.
Putra menyatakan, Perubahan Iklim bisa dijadikan mata kuliah minimal untuk satu semester.
Hal itu dikatakan Putra dalam Rilis Survei Nasional mengenai Perubahan Iklim yang diselenggarakan Indikator Politik Indonesia dan Yayasan Indonesia Cerah, Rabu (27/10).
Baca: Gelombang 3 Covid? Putra: Siswa Didik Paling Dirugikan
Kedua lembaga itu melaksanakan survei terkait Perubahan Iklim kepada lebih dari 4 ribu anak muda di seluruh Indonesia dengan rentang usia 17-35 tahun mewakili sekitar 80 juta pemilih di 2024.
"Saya ingin bicara dengan beberapa teman rektor, Dirjen Dikti Prof Nizam dan Mendikbud Nadiem Makarim, untuk bisa menjadikan Perubahan Iklim sebagai mata kuliah wajib, minimal untuk satu semester," ujar Putra.
Politisi PDI Perjuangan itu menyatakan, apapun fakultas maupun prodi nya, bisa mempelajari Perubahan Iklim.
"Karena kalau kita bicara soal perubahan iklim, kita tidak hanya bicara melalui pendekatan energi atau lingkungan saja. Tapi melalui pendekatan berbagai ilmu," ujarnya.
Mantan Jurnalis ini melanjutkan, kesadaran tentang Perubahan Iklim bahkan seharusnya sudah dimulai dari level PAUD, SD, SMP dan SMA.
"Karena itu, kesadaran soal ini penting, baik vokasi maupun non vokasi. Terutama di Dapil saya Jakarta timur, banyak sekali sekolah vokasi seperti otomotif, jasa boga, IT, digital bisnis dan sebagainya. Menurut saya mereka semua harus diajarkan soal ini, minimal ada sentuhan-sentuhan tentang kondisi perubahan iklim, dan apa yang mereka bisa lakukan," ujarnya.
Putra menyatakan, kalau kesadaran ini mulai dibangun dengan mata pelajaran-mata pelajaran yang disesuaikan dengan jenjang mereka masing-masing, ini menjadi suatu panggilan atau gerakan bagi generasi penerus bangsa. Siapapun presidennya, maupun partai politik yang menang.
"Karena ini sudah menjadi kurikulum yang wajib, yang mengarah pada awareness tentang perubahan iklim lalu apa yang mau dilakukan oleh anak-anak generasi muda, umur 17-35 tahun," ujarnya.
Baca: Putra Nababan Tuding LADI Tak Profesional
Bila kesadaran ini mulai dibangun mulai dari PAUD sampai perguruan tinggi, menurut Putra para siswa didik itu akan membawa kesadaran itu ke dunia pekerjaan, aktivisme, bahkan dunia usaha.
"Kesadaran soal perubahan iklim akan mereka bawa, ketika mereka sudah lulus kemudian berkarya. Bahkan ketika mereka memimpin partai politik, menjadi Wali Kota, Bupati dan sebagainya," ujar Putra.
"Saya berterima kasih pada teman-teman Indikator dan Indonesia Cerah, karena saya dapat 'oleh-oleh' dimasa reses, untuk saya bawa ke Komisi X DPR," tambahnya.