Jakarta, Gesuri.id - Pendiri idtalent.id Putra Nababan menegaskan generasi muda Indonesia harus bisa mengguncang dunia, membuat gebrakan yang revolusioner. Bagaimana tidak, ia melanjutkan, sebab Indonesia memiliki begitu banyak kekayaan yang selalu menjadi sorotan dunia.
Baca: Putra: Lompatan Dahsyat Karya Milenial Lahirkan Bangsa Besar
Untuk itu, Putra Nababan menekankan kaum milenial Indonesia harus memiliki kegigihan dalam berjuang dan semangat yang besar (passion). Ditambah lagi, Ia mengatakan, keterampilan/kecakapan (skill) yang mumpuni.
Dengan demikian, Putra melanjutkan, Bangsa ini bisa membangun startup di dalam negerinya sendiri, menjadi tuan rumah di negerinya sendiri, bukan sebaliknya hanya menjadi karyawan dan penonton saja.
"Dalam proses kita memperjuangkan dan berinovasi mencari bentuk dari perusahaan kita memang akhirnya yang ada kan bukan hanya tantangan eksternal tapi juga internal. Dalam konteks ini memang satu kata yang selalu mengiringi kita dalam proses kita berkarir berprofesi atau pun dalam kita membangun startup kita adalah kegigihan kita," ungkap Caleg Milenial DPR RI PDI Perjuangan dapil DKI Jakarta Timur ini, di hadapan para generasi muda Indonesia dalam acara "Embracing Startup: Developing Indonesia's Economy" di WeWork Revenue Tower, SCBD, Jakarta Pusat, Selasa (30/10).
Seperti diketahui, istilah startup (atau ejaan lain yaitu start-up) umumnya digunakan untuk perusahaan rintisan, merujuk pada semua perusahaan yang belum lama beroperasi. Perusahaan-perusahaan ini sebagian besar merupakan perusahaan yang baru didirikan dan berada dalam fase pengembangan dan penelitian untuk menemukan pasar yang tepat.
Guna menjadikan startup sebagai tuan rumah di negerinya sendiri, Putra Nababan menekankan Indonesia butuh generasi muda yang memiliki talenta dan semangat jiwa juang yang konkrit.
"Anak muda Indonesia kalau mau dukung Indonesia harus jelas, dari hati kita, buka semangat juang. Kita buat faktor peringan, bukan faktor pemberat. Bagaimana kita jadi faktor peringan bukan malah menyulitkan dan menambah beban yang sudah ada," ungkap Putra, yang adalah Politisi Muda PDI Perjuangan.
Baca: PDI Perjuangan Sukses Cetak Banyak Pemimpin Muda Potensial
Putra mengungkapkan startup membutuhkan ‘passion’, itu artinya seseorang harus tahu arah dan tujuannya akan kemana. Ia mengingatkan jangan berorientasi pada uang atau kekayaan, sebab yang harus diperhatikan adalah soal keberlanjutan (sustainability).
"Jadi kalau kita bicara tentang ‘founder’, kita bicara tentang startup ya ‘you just make sure’ saja itu ‘passion’ kamu. Kalau tidak akan kebentur-bentur. Apalagi kita berkolaborasi dengan sesama ‘founder’, itu masalah juga. Jadi kadang-kadang kita teman begitu pas kita kerja jadi berantem. Waktu pacaran kompak begitu menikah ternyata banyak masalah," ujar mantan Pemimpin Redaksi Metro TV ini.
Putra juga mencatat pada tahun 2018, Indonesia berada di ranking ke-77 dari 119 negara dalam The Global Talent Competitiveness Index (GTCI) 2018. Setelah setahun sebelumnya berada di ranking ke-90.
Namun Putra menyadari Indonesia masih mengalami krisis ‘talent’. Untuk itu, Putra melakukan langkah konkrit dengan mengelilingi 60 kampus yang ada di Indonesia. Itu merupakan upaya Putra Nababan dalam memberikan motivasi kepada setiap anak muda Indonesia agar memiliki semangat untuk bekerja sesuai ‘passion’ dan ‘skill’ yang mereka miliki.
"Saya sudah di 60 kampus tahun lalu, saya tahu masalah utama di Republik ini adalah bakat (talent). Masalah utamanya ‘skill’, saya banyak bertemu rektor dan dosen, saya bilang, tolong siapkan mereka secara ‘skill’-nya, bukan hanya nilai kelulusannya," ungkap Putra.
Menurut Putra, belajar berkolaborasi itu bisa dimulai dari kampus, bukan hanya bergaul dengan teman-teman satu fakultas atau bahkan satu jurusan. Sebab, ujarnya, hal itu tidak akan membuat pemikiran mereka terbuka.
Baca: Putra Nababan Serukan Gerakan Talent Indonesia
Terkait itu, Putra berharap anak muda mulai berkolaborasi dengan teman yang berbeda jurusan, berbeda fakultas, karena dari perbedaan itu akan muncul keragaman yang bisa menyatukan dalam satu ide atau gagasan.
"Makanya idtalent itu adalah terdiri dari 3 orang yang memang bukan teman, bukan teman ngopi, bukan teman disko, tapi teman kerja. Kami bertiga gak bisa disko bareng, gak bisa ngopi bareng, kalau kerja bareng cocok. Dan datangnya dari 3 disiplin ilmu yang berbeda, saya jurusan keadilan sosial, satu lagi orang komunikasi, satunya lagi seorang arsitek IT, dan satu lagi manajemen HR. Kita ketemu punya kepedulian yang sama yaitu krisis ‘talent’ di Indonesia," Putra menandaskan.