Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPR RI Putra Nababan mengingatkan Indonesia yang memiliki masyarakat multikultural yang berdasarkan pada Bhinneka Tunggal Ika dengan sistem dan karakteristik yang unik serta memiliki banyak struktur kebudayaan, berpotensi dihadapkan pada disharmoni sosial yang tinggi, maka sikap toleransi yaitu saling menghormati dan saling menghargai terhadap perbedaan yang ada dalam lingkungan masyarakat merupakan sebuah keniscayaan.
Baca: Putra: Lahirnya Pancasila Entitas Pijakan Bersama Kemajemukan Bangsa
Dengan demikian, lanjutnya, agar tidak terjadi konflik dalam masyarakat multikultural tersebut yang dapat menyebabkan sebuah perubahan sosial dalam lingkungannya.
"Saling menghormati adalah sikap yang mengakui nilai-nilai setiap individu, tanpa memandang perbedaan ras, agama, suku, gender, atau latar belakang sosial-ekonomi. Ini berarti kita harus menghormati hak-hak, pendapat, dan kehidupan pribadi setiap orang," ungkap Putra Nababan dalam Sosialisasi MPR RI di Jakarta Timur, Selasa (4/7).
Ia mencontohkan menghormati satu sama lain adalah dasar bagi terciptanya hubungan yang sehat dan harmonis di dalam masyarakat.
Putra mencatat sebagai salah satu negara multikultural terbesar di dunia dengan jumlah penduduk terbanyak di Asia Tenggara yakni 277,43 juta jiwa pada tahun 2023, Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa, lebih tepatnya terdapat 1.340 suku bangsa di Tanah Air yang tentunya mencirikan bentuk masyarakat Indonesia yang sangat multikultural.
Lebih lanjut Putra kembali menjelaskan dalam sikap saling menghormati menciptakan lingkungan yang aman, dimana setiap warga dapat merasa dihargai, didengar, dan diterima.
Politisi PDI Perjuangan itu juga menekankan dalam sebuah masyarakat yang saling menghormati, konflik dapat diatasi dengan cara yang lebih konstruktif dan damai. Hal itu, demi menghindari masyarakat dari permusuhan, diskriminasi, atau kekerasan yang dapat merusak hubungan antarwarga.
"Selain itu, sikap saling menghormati juga memperkaya keragaman budaya, pemikiran, dan pengalaman dalam masyarakat. Ketika kita menghormati perbedaan, kita dapat belajar satu sama lain, memperluas wawasan, dan menciptakan kesempatan untuk kerjasama yang lebih baik," tambah mantan pemred TV berita nasional itu.
Baca; Holopis Kuntul Baris, Putra: Gotong Royong Substansi Pancasila Halau Akulturasi Asing
Putra menambahkan penting juga untuk diingat bahwa sikap saling menghormati bukan berarti kita harus selalu setuju dengan pendapat atau tindakan orang lain.
"Ini adalah tentang memberikan penghargaan pada sesama manusia dan mencari cara-cara yang baik dan konstruktif untuk berkomunikasi, memahami, dan menyelesaikan perbedaan," pungkasnya.