Kediri, Gesuri.id - Rampak Sarinah Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur mengadakan pelatihan menanam sayur hidroponik kepada para anggotanya.
Pelatihan diselenggarakan di seluruh desa yang ada di Kecamatan Ngancar yang meliputi 10 desa yaitu Jagul, Pandantoya, Ngancar, Babadan, Sugihwaras, Sempu, Manggis, Margourip, Bedali, dan Kunjang dengan jumlah peserta 10 orang per desa.
Pelatihan dilaksanakan bergilir ke 10 desa tersebut mulai tanggal 5 hingga tanggal 20 Januari 2021 lalu dengan narasumber Slamet Widodo atau Mas Slem yang alumni Universitas Islam Kadiri jurusan Agro Teknologi.
“Dengan semakin sempitnya lahan pertanian menjadi pemukiman dan yang lainnya, maka hidroponik ini benar-benar menjadi solusi untuk kestabilan kebutuhan sayur” jelas mas Slem.
Baca: Pintu ke Pintu, Rampak Sarinah Sulsel Bagi Sembako & Alkes
Pembiayaan sekaligus modal awal untuk kegiatan hidroponik ini berasal dari bantuan dana hibah dari Pemprov Jatim.
"Saya harap bantuan ini bisa menopang ekonomi keluarga sehingga harus dipastikan akses pasarnya. Agar efektif maka harus direncanakan pula aspek keberlanjutannya” ungkap anggota DPRD Provinsi Jatim Heri Setiawan dalam keterangan kepada Gesuri.id di Jakarta, Kamis (25/2).
Dengan bantuan tersebut, setiap desa bisa mendirikan satu green house berukuran 6X10 m dan instalasi 2 meja paralon terdiri 300 lubang tanaman. Kepada 100 peserta tersebut masing-masing mendapatkan starter kit untuk dibawa pulang. Dari pengamatan pengurus Rampak Sarinah, peserta kemudian mengembangkan media dengan botol-botol bekas air mineral di rumah masing-masing
Desa Manggis, setelah mendapatkan pelatihan pada tanggal 14 Januari sudah bisa melakukan panen tanggal 21 Februari 2021 yang lalu berupa tanaman kangkung. Ibu-ibu sangat gembira dan antusias melanjutkan bertanam karena kangkungnya laku dijual Rp 10.000 per kg.
Anggota DPRD Kabupaten Kediri, Ruakhila Diniyah menyambut baik kegiatan tersebut.
“Harapan kami melalui Rampak Sarinah, ibu-ibu dapat memiliki ketrampilan yang bagus, mandiri secara ekonomi, dan menjadi inspirator bagi Rampak Sarinah kecamatan-kecamatan lainnya”, komentar Ruakhila.
Ketua Rampak Sarinah Kecamatan Ngancar Susi Atminingsih mengatakan bahwa kunci keberhasilan program tersebut adalah pembersihan pendampingan setelah pelatihan setidaknya selama 1 musim panen.
"Setiap 2 minggu sekali ada pemantauan dan evaluasi perkembangan hidroponik disusul kunjungan lapangan jika diperlukan," jelas Susi.
Baca: Rampak Sarinah Tulungagung Kirim Bantuan ke Lombok
INasrikah dari Desa Ngancar menyatakan gembira menjadi peserta pelatihan hidoropik karena ia tidak perlu lagi membeli sayuran untuk kebutuhan rumah tangganya.
"Semoga pula saya bisa memulai bisnis tanaman kangkung untuk menambah penghasilan Keluarga," kata bu Nasrikah berharap.
Pendiri dan pembina Rampak Sarinah Eva Kusuma Sundari menyambut gembira dengan kegiatan produktif tersebut sebagai kelanjutan pelatihan yang diinisiasinya tahun tahun 2017 yang lalu.
"Sayur mayur merupakan penyebab inflasi tertinggi di Kediri, jadi tepat sekali pilihan kegiatan tersebut. Saya berharap teman-teman di Ngancar segera membentuk Koperasi untuk memfasilitasi produksi sayur ini ke level bisnis," kata Eva Sundari yang juga Direktur Institut Sarinah.