Karanganyar, Gesuri.id - Sahabat kecil Ganjar Pranowo, Ngadiman Adi Partono (54) mengisahkan tak ada yang berubah dari sifat Ganjar sejak kecil hingga saat ini. Ia mengenangkan, Ganjar semasa kecil terkenal karena kepintarannya. Ganjar juga disebutnya bukan sosok anak yang nakal.
Baca: Ganjar Harap Kolaborasi Lembaga Amil Zakat-Baznas Tak Sekadar Salurkan Zakat Infak Sodaqoh
"Saya teman satu kelompok kalau ada tugas. saya diwarahi (diajari). Pinter pokok'e (intinya)," ucapnya.
Ngadiman menambahkan, sejak kecil Ganjar senang bermain sepakbola. Di mata dia, Ganjar sejak dulu sudah berjiwa pemimpin, ramah, dan suka menyapa teman lain meski bukan satu angkatannya.
"Saya tidak menyangka (Ganjar menjadi calon presiden). Sejak kecil bakat jadi pemimpin. Dulu jadi ketua kelas, bisa menggerakkan teman-teman," ujar dia.
"Teman yang tidak punya dibantu, uang sakunya dibagi, waktu itu Rp 5 (uang sakunya). Jiwa sosialnya sudah ada sejak kecil," imbuh Ngadiman.
Diketahui, Capres Ganjar Pranowo pernah menghabiskan masa kecilnya di RT 03 RW 02, Kelurahan/Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Berikut cerita salah satu teman SD Ganjar di Tawangmangu.
"Saya teman sekelas dari kelas 1 sampai kalau nggak salah kelas 5. Lalu (Ganjar) pindah," kata Ngadiman Adi Partono (54), baru-baru ini.
Ngadiman mengatakan, Ganjar dan dirinya pernah mengenyam pendidikan di SDN 2 Tawangmangu.
Setelah Ganjar menjadi calon presiden (capres), Ngadiman berharap dia tidak lupa dengan Tawangmangu kampung halamannya semasa kecil.
"Harapannya bangsa ini lebih maju, khususnya Tawangmangu lebih maju, nggak lupa dengan daerah. Jadi gubernur juga nggak pernah lupa. Pas dia bersepeda, ketemu saya dia berhenti menyapa, nggak pernah lupa," ucapnya.
Baca: 10 Tahun Memimpin, Ganjar Tancap Gas Kejar Ketertinggalan
Salah satu kerabat Ganjar, Dowik Nusantoro menjelaskan Ganjar Pranowo lahir di Tawangmangu. Dahulu, rumah yang diberi nama Griya Sri Soeparni itu bukan milik keluarga Ganjar. Lalu rumah itu dibeli oleh keluarga Ganjar.
"Dulu Bapaknya Pak Ganjar mengontrak. Pak Ganjar lahir, lalu pindah kontrakan. Sampai kelas 4 atau kelas 5 lalu pindah ke Kutoarjo," kata Dowik.