Malang, Gesuri.id - Anggota DPR RI dari Dapil Malang Raya, Andreas Eddy Susetyo menggelar Parade Jaranan dan Bantengan di 115 Desa, tersebar di 23 Kecamatan.
Acara berbasis kebudayaan lokal ini telah dimulai pada 1 Juni dan akan berlangsung sampai pertengahan Juli 2023.
“Sesuai tema Bulan Bung Karno tahun 2023 yaitu Kepalkan Tangan Persatuan Untuk Indonesia Raya, maka kami mengangkat khazanah budaya lokal yang dapat mempersatukan, yakni bantengan dan jaranan. Melalui pertunjukan seni ini masyarakat guyub bersatu menikmati hiburan edukatif untuk semua umur,” papar anggota Fraksi PDI Perjuangan ini.
Baca: Darmadi Durianto Beri Bantuan Sembako ke Warga
Dalam kegiatan ini, tambah dia, masyarakat juga terlibat secara gotong-royong seperti menyiapkan panggung, menyiapkan konsumsi untuk para seniman yang tampil maupun undangan khusus.
“Kebersamaan dan gotong-royong sangat kami tekankan agar persatuan dan kerukunan tetap terjaga di tengah-tengah masyarakat.”
Selain itu, parade seni budaya ini juga dalam rangka melestarikan budaya leluhur yang terasa makin terpinggirkan karena didesak oleh budaya dari luar. Era digital seperti sekarang ini membawa konsekuensi tidak ada lagi batas-batas budaya. Segala bentuk produk budaya dengan mudahnya masuk melalui gadget sehingga sulit difilter.
Padahal, Bung Karno (Presidan pertama RI) pernah menggauangkan trisakti di mana salah satunya adalah Berkepribadian dalam Kebudayaan.
“Pemikiran Bung Karno ini bermaksud bahwa Indonesia harus memiliki kekhasan budaya yang menjadi cermin pribadi Bangsa.” ujarnya.
“Untuk ituy, jika tidak ada kepedulian dari kita sendiri untuk melestarikan budaya yang kita miliki, bukan tidak mungkin suatu saat nanti jaranan dan bantengan tinggal cerita dan kenangan.” paparnya.
Untuk itu Andreas sangat mengapresiasi para pekerja seni jaranan dan bantengan di Malang Raya dengan segala keterbatasan masih konsisten melestarikan seni budaya tinggalan nenek moyang ini. Bahkan regenerasi pun berjalan denganb baik. Hal itu dapat dilihat dari para penari jaranan yang didominasi anak-anak muda bahkan anak-anak.
Baca: Samsul Hadi Tegaskan Posko Ganjar Lumbung Aspirasi Rakyat
“Selain itu, hal yang sangat membanggakan adalah dalam setiap pergelaran jaranan selalu dipenuhi warga untuk menyaksikan. Kondisi itu menunjukkan bahwa jaranan dan bantengan masih punya tempat di hati warga. Mereka menikmati hiburan dari siang hingga malam bahkan dini hari,” papar Andreas.
Jaranan dan bantengan ini, tambah dia, jika digarap serius bisa menjadi aset pariwisata daerah yang akan dapat menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Terobosan-terobosan kreatif sangat dibutuhkan agar jaranan semakin eksis.
Selain pagelaran seni jaranan dan bantengan, puluhan pedagang makanan juga memanfaatkan event tersebut untuk lahan mengais rezeki. Aneka jajanan produk UMKM terlihat selalu memenuhi jalan di sekitar arena pergelaran.
“Dari sini kita juga bisa melihat ada perputaran ekonomi di masyarakat. Tidak sekedar hiburan,” tandas Andreas.