Solo, Gesuri.id - Pendaki gunung dengan keterbatasan fisik (difabel), Sabar Gorky akan kembali mencoba menaklukkan puncak Gunung Elbrus di Rusia pada 17 Agustus mendatang.
Tak hanya mendaki, rencananya ia beserta enam rekan lainnya yang tergabung dalam Tim Garuda Muda akan mengadakan upacara bendera dan mengibarkan Merah Putih di puncak tertinggi Benua Eropa itu.
Baca: Wali Kota Rudy akan Luncurkan Solo Universal Health Coverage
Berbagai persiapan pun dilakukan, termasuk persiapan fisik untuk menghadapi medan Elbrus yang bersalju. Salah satunya melatih kekuatan pinggang yang akan menjadi tumpuan utama membawa beban selama perjalanan di atas hamparan salju.
Adapun latihan yang dilakukan adalah dengan menyeret dua buah ban yang diberi tali dan dikaitkan pada pinggangnya.
Hal ini pun ditunjukkannya saat hendak berpamitan dengan Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo, Kamis (2/8).
Menempuh perjalanan 1,2 kilometer, Sabar menyeret ban seberat 20 kilogram dimulai dari Ngarsopuro menuju Balaikota Solo.
Bukan perjuangan yang mudah bagi bapak satu anak ini untuk menyeret ban tersebut, apalagi ia berjalan dengan tongkat sebagai pengganti kaki kanannya yang diamputasi akibat terjatuh dari kereta api tahun 1990 silam.
Terik sinar mataharipun tak menyurutkan semangatnya untuk bertemu walikota. Awalnya Sabar menarik dua buah ban mobil, tapi sampai dipertengahan perjalanan terhenti dan menambah beban satu ban lagi.
Kemudian sampai di Gladak satu buah ban dilepas karena dikhawatirkan akan terlalu membebani perjalanannya.
“Saya datang untuk pamitan kepada pak Wali sebelum berangkat mendaki,” kata Sabar kepada wartawan.
Usahanya pun tak sia-sia, Sabar beserta tim dari PMI Solo diterima dan ditemui Rudy, sapaan akrab Walikota Solo itu.
Dalam perbincangan hangat di ruang kerja walikota, Sabar meminta agar orang nomor satu di kota bengawan itu memberikan dukungan dan dorongan agar para difabel bisa lebih berprestasi.
"Dan lebih diperhatikan lagi oleh pemerintah. Karena seperti saya kalau tidak mendapat dukungan dan perhatian serta kesempatan dari PMI, prestasi apapun juga tidak akan berarti," ujarnya.
Sedangkan disinggung mengenai rencananya ke Elbrus, Sabar mengatakan ini merupakan kali kedua dirinya mendaki Elbrus setelah 2011 lalu ia berhasil menapak puncak tertinggi Eropa itu.
"Kalau dulu lewat jalur utara, yang ini nanti lewat jalur selatan. Saya bersama tim ada tujuh orang. Selain saya yang difabel, ada dokter Agung yang sudah 60 tahun, kemudian ada juga wartawati, empat anak SMA 68 Jakarta dan satu pendaki perempuan. Kami berangkat tanggal 12 Agustus ke Rusia dan mulai mendaki 15 Agustus, tanggal 17-nya sampai di puncak. Nanti ngecamp di medan bersalju di gunung," ungkapnya.
Keberangkatannya ke Elbrus, lanjutnya, merupakan kelanjutan dari mimpinya menundukkan tujuh puncak tertinggi di dunia. Sejak 2011 hingga kini atlet panjat tebing paragames ini sudah mendaki empat gunung tertinggi, yakni Elbrus di Rusia, Gunung Kilimajaro di Afrika, Aconcagua di Argentina dan Carstensz Pyramid di Papua.
Baca: Rudy: Gaji Wali Kota Mau Naik? Harus Ada Peningkatan Kinerja
"Ini juga sebagai pemanasan untuk menaklukkan gunung kelima Gunung Vinson Massif di Kutub Utara," ujarnya.
Sementara itu, Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengapresiasi keinginan Sabar untuk mendaki Elbrus dan mengibarkan Sang Saka Merah Putih di puncaknya.
"Kita tentunya bangga memiliki warga yang meski memiliki keterbatasan namun mampu berprestasi dan membanggakan Indonesia. Kami berharap Sabar berhasil kembali menaklukkan Gunung Elbrus," ujarnya.