Jakarta, Gesuri.id - Menyambut hari baru pada 2025, Calon Gubernur Terpilih Provinsi Bali Wayan Koster hadir di Gereja Katedral Roh Kudus, Renon, Denpasar, untuk bertemu ratusan umat Katolik, Rabu (1/1).
Dalam kesempatan tersebut, Koster mendapatkan doa khusus dari Pastor Paroki Rm. Yusuf Wora, SVD, agar dapat memimpin Bali pada periode kedua 2025-2030 dengan baik.
Koster menuturkan, meski belum dilantik untuk periode kedua ini, tapi pihaknya sudah mencuri start untuk bekerja.
Pihaknya menghabiskan waktu hingga pukul 23.00 Wita dan setelah dilantik akan tidur lebih larut malam lagi.
Berbagai program kerja yang akan dilaksanakan pada lima tahun ke depan bersama pasangannya, I Nyoman Giri Prasta.
Dengan fokus pada penyediaan sandang dan pangan, termasuk menghentikan impor beras, bawang merah, bawang putih, dan garam.
“Masa’ punya laut luas impor garam. Bukan lagi kerja biasa tapi kerja ekstra. Biasanya periode kedua mungkin kinerja menurun,” katanya.
Wayan Koster akan memastikan ketersediaan air tanpa kekurangan, meningkatkan keamanan di Bali, serta menindak tegas wisatawan yang melanggar aturan dan menertibkan kendaraan luar Bali yang mengganggu kesempatan kerja bagi masyarakat lokal.
“Tidak ada lagi wisatawan yang nakal. Tidak ada lagi banyak kendaraan luar Bali yang beroperasi di Bali yang mengambil pekerjaan orang Bali. Begitu juga sopir-sopir yang banyak bukan SIM Bali. Karena kita sudah sedikit dan tempat kerja diambil dari luar saya tertibkan lagi sebaik-baiknya supaya di Bali tidak semakin berkurang kesempatan kerja untuk mendapatkan kehidupan yang layak,” ucapnya.
Koster mengucapkan terimakasihnya atas undangan dari pastor dalam rangka perayaan Natal.
Dirinya dapat tatap muka dengan uskup dan Umat Katolik yang dikatakannya merupakan suatu kehormatan luar biasa ada di tengah-tengah umat Katolik.
"Yang istimewa saya didoakan supaya kepemimpinan saya di periode kedua berjalan dengan baik dan sekeluarga sehat. Saya sangat mengapresiasi berterima kasih dengan Umat Katolik di Bali bersama-bersama menjaga Bali supaya aman dan kondusif. Begitu juga kehidupan beragama di Bali penuh toleransi sehingga terwujud persatuan dan kesatuan dan kebersamaan kehidupan masyarakat di Bali," pungkasnya.
Sumber: baliexpress.jawapos.com