Jakarta, Gesuri.id – Anggota DPRD Garut Fraksi PDI Perjuangan, Yudha Puja Turnawan mengunjungi Cicin, janda yang terpaksa tinggal di mushola karena tak mampu membayar kontrakan.
“Hari kamis 2 januari 2025 bersama pak Muhammad Nurraman lurah Lebakjaya pak Bambang Hafidz asda I, pak Rahmat Hidayat plt kabid rehabsos Dinsos Garut dan pusksemas Cempaka menengok keluarga ibu Cicin Daningsih yang tinggal sementara di musholla milik pak haji Iwan di kampung Cikubang Kelurahan Lebakjaya Kecamatan Karangpawitan,” kata Yudha, Kamis (2/1/2025).
“Ibu Cicin seorang janda bersama ibunya yang bernama ibu Jubaedah dan kedua anaknya yang bernama Wenda Siti Nurandini berusia 12 tahun dan Syalwa Humaira Juliawan baru tiga hari tinggal di musholla. Sebelumnya tinggal mengontrak di kampung Campaka RW 06 kelurahan Lebakjaya, namun karena belum bayar tiga bulan ibu Cicin sementara ikut tinggal di musholla dulu,” lanjutnya.
“Pemilik kontrakan sebenarnya tidak mengusir, namun karena ibu Cicin merasa malu belum bayar dan ditagih terus untuk sementara dia memutuskan tinggal di musholla milik pak haji Iwan,” ujarnya.
Cicin sendiri kata Yudha, berprofesi sebagai badut keliling selama tiga tahun. Ia menghidupi ibunya dan kedua anaknya.
“Namun beberapa bulan terakhir ibu Cicin mengalami sakit sehingga tak mampu membayar kontrakan rumah. Anaknya yang bernama adik Wenda yang masih bersekolah kelas 6 SD di SDN 2 Godog Karangpawitan memutuskan menggantikan ibunya menjadi badut keliling agar bisa mendapatkan uang untuk keluarga ini bertahan hidup,” ujarnya.
“Saya mendapat kabar dari ibu Hani Mardiah seorang pekerja sosial masyarakat yang secara tak sengaja ketemu dengan adik Wenda di RS Medina Wanaraja ketika adik Wenda sedang memakai kostum badut keliling. Karena merasa prihatin ibu Hani Mardiah langsung kirim pesan WA di hari rabu 1 januari 2025,” tuturnya.
“Saya kemudian mengabari bapak Muhammad Nurramdan lurah Lebakjaya untuk melakukan assesment langsung. Dari pak lurah saya mengetahui kemudian bahwa ibu Cicin Daningsih sangat urgent untuk dibantu karena sementara tidur di musholla yang setengah terbuka apalagi ibu Cicin sedang sakit,” sambungnya.
“Saya langsung memberi kabar ke Dinsos Garut dan ke pak Bambang Hafidz asda I yang membidangi kesejahteraan rakyat. Alhamdullillah pak Rahmat Gidayat kabid rehabsos Dinsos Garut memberikan bantuan sembako dan baju untuk keluarga ini. Kemudian pak lurah juga membantu untuk membayar tunggakan rumah. Pak Bambang Hafidz memberikan bantuan uang juga senilai 1,5 juta agar ibu Cicin bisa membayar tunggakan kontrakannya. Sedangkan saya memberikan bantuan sembako dan santunan uang buat adik Wenda,” jelasnya.
Dibalik kisah kemiskinan mereka, rupanya Wenda anak Cicin merupakan siswa berprestasi.
“Di bulan november 2023 adik Wenda menjadi juara satu untuk kategori usia dini dalam festival pencak silat dan seni tradisi Kapolres Cup yang digelar oleh Polres Garut, Disparbud Garut, dan IPSI Garut. Adik wenda juara dua kategori usia dini dalam lomba seni tradisi dan festival pencak silat bulan september 2024 yang digelar oleh Dispora kabupaten Garut dan Ikatan Pencak Silat Indonesia cabang Garut. Adik Wenda tiga kategori usia dini dalam lomba Pesona Seni Tradisi Garut Terbuka 2024 di bulan desember 2024 yang digelar oleh Disparbud kabupaten Garut dan IPSI Garut,” ungkap Yudha.
” Saya juga mengabari pak Natsir Alwi Kadisdukcapil Garut karena baik ibu Jubaedah ( neneknya adik wenda) dan ibu Cicin daningsih tak memiliki KTP. Alhamdullillah pak Erfan brando Kepala Bidang Pelayanan Perlindungan Penduduk (Yandafduk) Disdukcapil Kabupaten Garut datang langsung dengan tim pajero Disdukcapil untuk melakukan perekaman ke ibu Jubaedah,” terang Yudha.
“Saya juga langsung menelpon Pak Abdullah Efendi Ketua BAZNAS Garut mengabarkan kondisi kemiskinan keluarga ibu Cicin, alhamdullillah BAZNAS Garut akan membantu ibu Cicin untuk berwirausaha warung nasi, ini agar ibu Vicin maupun adik Wenda tak perlu keliling lagi menjadi badut. BAZNAS Garut juga akan membantu keperluan sekolah untuk adik Wenda,” sambungnya.
“Saya juga berkoordinasi dengan Bapak Iyan Kusmadiana kepala BBPPKS Bandung, salah satu unit kerja respon kasus kemensos RI, alhamdullillah dari BBPPKS Bandung akan assesment kepada keluarga ini. Semoga keluarga ibu cicin yang menurut saya miskin ekstrim bisa segera bangkit secara ekonomi jika mendapatkan bantuan kewirausahaan. Semoga Pemkab Garut kedepannya bisa memberikan solusi untuk mengurangi dan menghilangkan kemiskinan ekstrim di kabupaten Garut,” pungkasnya.
Sumber: statusjabar.com