Jakarta, Gesuri.id - Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan/rehabilitasi pasar dilakukan dengan meningkatkan fungsi pasar sebagai sarana perdagangan rakyat sehingga menjadi bangunan yang aman, nyaman, bersih, tertata, dan lebih estetis (tidak kumuh).
Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengalokasikan anggaran Rp1,7 triliun untuk membangun/merehabilitasi 21 pasar pada periode 2019-2020, 3 (tiga) di antaranya telah diselesaikan di Provinsi Jawa Timur.
Baca: Politisi Banteng Nilai Pemda DIY Gagal Atasi Covid
Percepatan penyelesaian infrastruktur pasar dilakukan dalam rangka mendukung penyediaan fasilitas untuk memenuhi distribusi kebutuhan pokok, terutama bahan pangan saat Pandemi Virus Korona (Covid-19).
Basuki mengharapkan infrastruktur pasar yang berkualitas dapat dirasakan langsung manfaatnya, terutama menjamin distribusi bahan pokok dan turut menggerakan sektor rill atau UMKM yang merata hingga pelosok desa di seluruh Indonesia.
Pembangunan pasar selama Pandemi Covid-19 dilaksanakan sesuai dengan Instruksi Menteri (Inmen) Nomor 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, seperti pembatasan jumlah dan jarak orang, pengaturan shift kerja, dan penggunaan masker bagi pekerja konstruksi.
Dari 21 pasar yang dibangun, tiga diantaranya berada di Provinsi Jawa Timur, yakni Pasar Legi di Kabupaten Ponorogo dan Pasar Benteng Pancasila di Mojokerto yang rusak akibat terbakar pada tahun 2017 serta Pasar Pon di Trenggalek yang rusak terbakar tahun 2018.
Pembangunan pasar oleh Kementerian PUPR merupakan instruksi Presiden Joko Widodo yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pembangunan, Rehabilitasi, atau Renovasi Pasar Rakyat, Prasarana Perguruan Tinggi, Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, dan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Rekonstruksi Pasar Legi meliputi pembangunan Gedung A seluas 24.960 m2 yang dapat menampung 2.462 lapak, pekerjaan Gedung B seluas 7.005 m2, dan revitalisasi gedung penunjang seluas 207 m2. Sebelum terbakar, pasar ini memiliki luas bangunan 16.012 m2 setinggi 2 lantai untuk menampung 3.300 pedagang terdiri dari 196 kios dan 1.830 lapak.
Artinya ada penambahan luas bangunan dalam rekonstruksi pasar. Pembangunan Pasar Legi mulai dikerjakan sejak 20 Februari 2020 dengan biaya bersumber dari APBN sebesar Rp133,6 miliar. Saat ini progres fisik pasar mencapai 4,25% dan ditargetkan selesai 30 Desember 2020.
Baca: Sri Rejeki Apresiasi Dukungan Gubernur Terhadap Pasien Covid
Pasar Benteng Pancasila merupakan pasar 1 lantai dengan luas bangunan 2.961 m2 yang terdiri dari 98 kios untuk menampung 244 pedagang. Revitalisasi pasar mulai dikerjakan 28 Januari 2020 meliputi pembangunan seluas 3.400 m2 terdiri dari 248 unit kios dengan biaya Rp11,2 miliar.
Saat ini pekerjaan konstruksi pasar mencapai 10,48% dengan dan ditargetkan selesai pada kuartal terakhir 2020. Selanjutnya rekonstruksi Pasar Pon dengan lahan seluas 12.000 m2 dan luas bangunan 5.800 m2.
Pembangunannya meliputi pekerjaan persiapan (pembersihan dan K3), pekerjaan struktural (lantai 1, lantai 2, dan atap), arsitektural pada lantai 1 dan 2, pekerjaan listrik dan mekanikal meliputi trafo, kabel feeder, CCTV, genset, alarm, pemadam kebakaran, AC, dan lain-lainnya yang berada di lantai 1 dan 2, instalasi plumbing, lansekap, dan infrastruktur pendukung lainnya.
Anggaran pembangunan Pasar Pon sebesar Rp69,3 miliar dengan masa pelaksanaan 300 hari kalender sejak 10 Januari hingga akhir November 2020. Saat ini progres fisiknya mencapai 13,65%. Pasar Pon berada tidak jauh (900 meter) dari Alun-Alun Kabupaten Trenggalek.
Terbangunnya fasilitas Pasar Pon yang sehat dan higienis akan meningkatkan sarana perdagangan barang/jasa dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat setempat sehingga dapat menyokong pertumbuhan perekonomian Kabupaten Trenggalek.