Bandung, Gesuri.id - Sekjen Persatuan Alumni (PA) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Abdy Yuhana menyatakan, geopolitik merupakan sebuah keniscayaan bagi sebuah negara.
Abdy menilai, takdir geopolitik Indonesia adalah berada dibawah untaian zamrud khatulistiwa. Hal ini sesuai dengan letak geografis Indonesia yang membentang dari Sabang sampai Merauke.
"Selain bentangan wilayah yang luas, negara Indonesia berada diantara dua samudera, yakni samudera Pasifik dan samudera Hindia," ujar Abdy sebagaimana ia tulis dalam bukunya, "Rute Indonesia Raya".
Baca: Sekjen Hasto: Dikotomi Sipil-Militer Tidak Perlu
Politisi PDI Perjuangan itu melanjutkan, selain wilayah yang luas, Indonesia juga memiliki ragam suku bangsa, budaya dan ras. Hal itu menjadikan negara kita sangat bhinneka.
"Dengan kekayaannya ini, menjadikan Indonesia negeri yang besar dan kaya," jelas Abdy.
Abdy melanjutkan, Bapa Bangsa Indonesia menyadari, bahwa kekayaan Indonesia seperti keragaman etnis, adalah "hadiah" Tuhan yang harus diakui dan dijaga.
"Kekayaan ini harus diterima sebagai jati diri bangsa kita, yang terpatri dalam semboyan bhinneka tunggal Ika," papar Abdy.
Geopolitik, sambung Abdy, merupakan bagian interior dalam geografi umum. Sehingga wajar apabila usaha pertahanan dan peperangan selalu memperhitungkan kondisi dan medan operasional.
Abdy menilai, bahwa Geopolitik memiliki makna dan konteks berbeda tergantung pengguna istilah tersebut.
"Hal ini akan berbeda makna, ketika siapa yang menafsirkan, dan menurut kepentingan masing-masing," papar Abdy Yuhana.
Baca: Usung Ganjar, Pacul: PSI Harusnya Bicara dengan Bu Mega Dulu
Dalam perkembangan tentang Geopolitik, telah muncul banyak definisi sehingga salah seorang ahli bernama Klaus Doods mengatakan bahwa "geopolitcs is a slippery team".
Klaus, ungkap Abdy tidak menyatakan bahwa "it is essential to be geopolitical".
Abdy mengungkapkan, Bung Karno menyadari betul akan pentingnya pemahaman terhadap Geopolitik.
"Jadi disadari atau tidak pemahaman Geopolitik akan sangat penting, karena Geopolitik memberikan kita gambaran dan dalam memahami situasi tentang interaksi kepentingan yang berimplikasi pada kebijakan domestik dan internasional," jelas Abdy.