Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPRRI dari Fraksi PDI Perjuangan, Adian Napitupulu menegaskan tidak ada alasan objektif untuk masa jabatan Presiden Jokowi selama 3 periode.
Demikian dengan tegas dinyatakan Adian dalam talk show yang dipandu wartawan senior, Karni Ilyas, Kamis (7/4).
Baca: Titik Nadir Janji Manis Anies Baswedan, Banyak Program Gagal
Terkait sikap PDI Perjuangan, Adian Napitupulu menjelaskan bahwa sikap PDI Perjuangan sudah jelas, yaitu menolak perpanjangan masa jabatan presiden, dan menolak perubahan konstitusi untuk menjadi tiga periode.
Menurut Adian, banyak pertimbangan terkait hal itu. Ia membeberkan, pertama, apa yang menjadi kondisi obyektif lapangan hingga kemudian perpanjangan masa jabatan itu bisa dilakukan. Tidak ada alasan yang masuk akal yang didukung kondisi obyektif bangsa ini untuk melakukan perpanjangan. Apalagi untuk membuat dua periode menjadi tiga periode.
Kedua, persoalan konstitusi, Kita sudah bersepakat, sama-sama membuat kesepakatan bersama sebagai sebuah bangsa, cukup dua periode. Kenapa kita harus rubah-rubah. Tanpa kegentingan kita merubah konstitusi hanya karena keinginan beberapa orang. Atau beberapa kepentingan yang lain yang tidak pernah mampu diterjemahkan maksudnya apa.
“Kalau kita ketemu dengan teman-teman 98 yang lain, kita ngobrol soal isu ini, mereka selalu bilang bahwa, banyak agenda-agenda perubahan kita yang tidak berhasil. Gagal. Tapi, apa yang berhasil kita akan pertahankan. Termasuk, membatasi masa jabatan presiden. Kita sudah batasi dalam amandemen sebelumnya 2 periode. Artinya bahwa, jangan dong yang tersisa sedikit itu dihilangkan lagi. Kenapa? Ini persoalan hutang sejarah, janji sejarah,” ucapnya.
Nah, semua itu menyimpulkan bahwa, baik secara partai tidak membuka ruang sedikit pun untuk perpanjangan masa jabatan presiden dan perubahan konstitusi.
Kalau kemudian sekarang orang katakan sebagai wacana, yah, boleh saja. Ini negara demokrasi. Kita bisa bicara apapun, tentang apapun, selama itu dianggap baik buat bangsa ini. Tapi, kalau kemudian sudah ada penggalangan massa, kumpul-kumpul ramai-ramai, pengorganisasian massa dan sebagainya, di mata Adian, sudah jauh dari wacana.
Baca: Sindiran Demokrat, Rifqi: BLT Minyak Goreng Jangka Pendek
Ini bukan lagi sekadar wacana, ini sudah ada tindakannya, Nah, kalau kemudian hal itu memancing yang tidak bersetuju terhadap perpanjangan maupun perubahan menjadi tiga periode untuk turun ke lapangan, maka hal dianggapnya sudah tidak sehat.
Kenapa? Karena pada saat ini kita sedang mengalami Pandemi. Kenapa sih kita tidak sama-sama urus minyak goreng, urus solar, urus batu bara yang sempat hampir langka juga, kenapa sih kita tidak serius mengurus persoalan-persoalan rakyat yang lain. Kenapa energi besar harus dibuangkan bagi bangsa ini. Membicarakan sesuatu ide, wacana, yang tidak didukung oleh kondisi obyektif saat ini.
“Harus ada kondisi obyektif yang sangat-sangat genting misalnya, untuk itu bisa kita lemparkan sebagai wacana. Tapi di luar, semua baik-baik saja. Bahwa kemudian ada minyak goreng yang hilang, ayo kita perbaiki. Bahwa kemudian ada solar yang berkurang di lapangan, ayo kita perbaiki. Dan menurut saya, memperbaiki persoalan-persoalan itu lebih penting bagi rakyat dibandingkan berbicara tentang perpanjangan masa jabatan presiden, merubah menjadi tiga periode, dan sebagainya,” ucapnya.