Jakarta, Gesuri.id - Anggota Banggar DPR RI, Adisatrya Suryo Sulisto, menyoroti nilai tukar rupiah dalam asumsi dasar Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.
Dalam rancangan tahun pertama Prabowo-Gibran itu, nilai tukar rupiah ditarget sebesar Rp 16.200 per dolar Amerika Serikat (AS).
Adisatrya mengatakan, penetapan nilai tukar rupiah tidak sejalan dengan upaya pemerintah untuk memperkuat nilai tukar rupiah dan tren pelonggaran suku bunga The Fed pada tahun 2025.
Baca: Ganjarist Komitmen Setia Dukung Ganjar Pranowo di Pilpres 2029
“Fraksi PDI Perjuangan berpandangan agar pemerintah kembali pada kesepakatan dalam KEM PPKF yaitu pada rentang nilai tukar rupiah Rp 15.300-Rp 15.900 per dolar AS,” ujar Adisatrya dalam Rapat Paripurna ke-2 Masa Persidangan I Tahun Sidang 2024-2025 di Kompleks Parlemen, Selasa (20/8).
Saat ini, nilai tukar rupiah terhadap US sebesar 15.700 per dolar AS. Adisatrya menyoroti pemerintah malah menetapkan nilai tukar rupiah 16.200 per dolar AS.
“Walaupun RAPBN 2025 disusun pemerintah telah berakhir masa tugasnya, yang menjalankan dan mempertanggungjawabkan APBN 2025 dalam laporan keuangan pemerintah pusat adalah pemerintahan baru,” tutur Adisatrya.
Ia mengungkapkan, pemerintahan baru memiliki ruang yang luas dalam menyempurnakan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan RAPBN 2025 melalui mekanisme APBN-P.
Baca: Ganjarist Sambut Baik Posisi Ganjar & Ahok di DPP PDI Perjuangan
“Dari sisi belanja negara RAPBN 2025, belanja subsidi, belanja modal turun. Pemerintah harus memastikan alokasi belanja negara turun tidak kurangi kesejahteraan rakyat dan kemudahan rakyat pendidikan, bansos, pupuk,” terangnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan asumsi makro RAPBN 2025. Tahun ini merupakan awal pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto.
Nilai tukar rupiah diproyeksi ke level Rp 16.100 per USD, inflasi ditargetkan sebesar 2,5 persen, dan suku bunga SBN 10 tahun berada di 7,1 persen.
