Jakarta, Gesuri.id – Meski ada yang melaporkan ke polisi pernyataan Amien Rais terkait ‘Partai Setan’ dan ‘Partai Allah’, namun PDI Perjuangan tak tertarik melakukan hal serupa. Di sisi lain, tokoh reformasi itu diminta untuk menggunakan intelektualnya untuk membangun, bukan destruktif.
Ketua DPP Bidang Kehormatan PDI Perjuangan Komarudin Watubun meyakinkan, partainya tidak buru-buru menanggapi pernyataan Amien Rais tersebut. Sebab, akan menguras energi dan buang waktu.
“Sebagai lembaga kita tak akan menanggapi dengan membuat laporan polisi. Malah buang energi saja. Lebih baik kerjakan yang lain, karena memang masih banyak persoalan di Negara kita,” ungkapnya, hari ini.
Baca: Basarah: Nasionalis dan Islam Seperti Rel yang Bergandengan
Meski begitu, Komarudin meyakinkan seyogyanya turut merekatkan persatuan dengan turut aktif mencerdasakan bangsa. Terlebih Amien Rais merupakan Ketua MPR saat awal reformasi bergulir. Baginya, Amien sejatinya tahu soal amandemen UUD 1945 sehingga sadar kalau partai politik adalah instrumen penting dalam bernegara.
"Saran kita, Pak Amien lebih baik gunakan kemampuan intelektualnya, kecerdasannya, untuk mencerdaskan kehidupan yang lebih baik, daripada menyampaikan informasi yang justru bikin blunder sampai dilaporkan ke polisi. Waktu kita habis menanggapi hal-hal yang tidak terlalu penting," tuturnya.
Komarudin sendiri mengajak Amien untuk menggunakan politik beradab bila kemudian punya pandangan berbeda. Adalah lebih elegal bila mengutarakannya dengan cara-cara terhormat.
"Karena bagaimanapun juga, Pak Amien itu kan salah satu tokoh Indonesia, waktu awal reformasi dia adalah salah satu tokoh yang berperan. Tapi tanggung jawab reformasi belum selesai, dan dia tidak bisa cuci tangan dan mempersalahkan seperti itu," serunya.
Baca: Kader: Amien Remehkan Kecerdasan Rakyat
Komarudin sendiri yakin bila ucapan Amien terkait ‘Partai Setan’ dan ‘Partai Allah’ itu tak tak pantas lantaran klaim secara subjektif yang menyebut golongan sendiri sebagai Partai Allah dan golongan lain sebagai Partai Setan.
"Seolah-olah Pak Amien ini lebih tahu apa kehendak Allah. Itu kan lucu. Kalau kita masuk ke wilayah Kitab Suci, maka kita ke wilayah penafsiran, semua orang merasa paling dekat dengan Tuhan dan paling benar. Namun itu tidak pantas disampaikan," tuturnya Komarudin.
"Apalagi akhir-akhir ini agama dipakai untuk konsumsi politik. Ada kelompok-kelompok tertentu yang mengklaim bahwa merekalah yang paling pantas," Komarudin menambahkan.
Seperti diketahui, kontroversi Amien merupakan buah dari pernyatannya saat memberikan ceramah di msjid Baiturrahim, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jumat (14/4) lalu. Amien melontarkan kata ‘Partai Setan’ dan ‘Partai Allah’.
"Sekarang ini kita harus menggerakkan seluruh kekuatan bangsa ini untuk bergabung dan kekuatan dengan sebuah partai. Bukan hanya PAN, PKS, Gerindra, tapi kelompok yang membela agama Allah, yaitu hizbullah. Untuk melawan siapa? untuk melawan hizbusy syaithan," sebutnya kala itu.
Baca: Politisi Partai Sayangkan Pernyataan Amien Rais
Bahkan, Amien juga menyebut presiden dengan punya ilmu sekadarnya. "Ini presiden yang ilmunya pas-pasan... Sehingga kemudian memang untuk merekonstruksi bangsa kita ini, harus mulai dari rekonstruksi pimpinannya," sebut Amien dalam tausiah tersebut.
Alhasil, politisi senior PAN itu dilaporkan ke polisi oleh kelompok Cyber Indonesia ke Polda Metro Jaya, pada Minggu (15/4) kemarin. Mereka melaporkan Amien dengan tuduhan tindakan pidana ujaran kebencian SARA dan penodaan agama melalui media sosial, sebagaimana diatur dalam Pasal 28 ayat 2 UU ITE dan atau pasal 156 a KUHP.