Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDI Perjuangan Dwi Rio Sambodo menilai sejak awal perencanaan dan pembangunan JIS telah dipertanyakan.
Hal itu menyusul sejumlah penonton mengeluhkan akses jalan di Jakarta International Stadium (JIS) usai konser Dewa-19.
Baca: Pemilu 2024, Banteng DKI Jakarta Ingin Sukses Seperti 2014
"Sejak awal Jakpro memang dipertanyakan kapasitasnya sebagai pihak yang merencanakan, membangun dan mengelola JIS. Dari soal design fungsi, integrasi fungsi dan maksimalisasi fungsi JIS itu sendiri. Termasuk penyempurnaan penyelesaian pengerjaan proyek tersebut. Sampai batas waktu yang telah ditentukan masih banyak lubang-lubang kekurangan yang bersifat fundamental," ujar Dwi Rio saat dihubungi, Minggu (5/2).
Rio mengatakan beberapa hal terkesan diabaikan karena memburu target waktu peresmian JIS. Rio menilai perlu adanya perhatian terhadap beberapa fasilitas, salah satunya terkait ketersediaan fasilitas transportasi umum.
"Namun semuanya terkesan diabaikan karena memburu target waktu peresmian yang terasa prematur, sehingga kekhawatiran banyak pihak bahwa ini menjadi bom waktu makin nampak menjadi kenyataan seiring berjalan kemarinnya, seperti contoh kasus konser Dewa ini. Ibaratnya bagaikan, nafsu besar tenaga kurang," ujar Rio.
"Mengurai hal teknis tersebut di atas, antara konsep ideal dan kenyataannya harus diperhatikan seksama, dikhususkan pengunjung berkendaraan pribadi dan umum. Meskipun memiliki impian dan orientasi pengunjung yang berkendaraan umum semestinya ada ruang transisi, termasuk soal ketersediaan fasilitas transportasi umum yang representatif. Ini benar-benar harus dihitung detail dan rinci karena berkaitan dengan pergerakan banyaknya manusia yang bergerak serentak di waktu yang sama, pun mitigasinya harus diperhatikan secara matang," sambungnya.
Rio lantas menyinggung tembok tribun penonton yang sebelumnya jebol saat laga Persija. Menurutnya hal ini seharusnya menjadi peringatan untuk membuat fasilitas lebih baik.
"Peristiwa tempo hari saat laga Persija dimana tembok tribun penonton jebol harusnya menjadi sinyal dan peringatan. Apalagi di kemudian hari ada peristiwa di stadion Kanjuruhan Malang dimana faktor pintu menjadi salah satu penyebab utama tragedi tersebut. Jangan sampai kita mengulangi kesalahan yang sama yang telah terjadi di depan mata kita. PJ Gubernur Heru Budi Hartono pasti sudah mengantongi rumusan pemecahan masalah ini melalui rujukan evaluasi yang telah ada," imbuhnya.
Diketahui sebelumnya, sejumlah penonton mengeluhkan akses jalan di JIS usai konser Dewa-19 semalam. Mereka menumpahkan keluhan terjebak macet berjam-jam gegara banyaknya parkir liar hingga transportasi umum yang tidak memadai.
Hal itu diutarakan warga sekaligus penonton konser Dewa-19, Bagus Noprimana. Pria yang tinggal di wilayah Blok M itu, memilih tidak membawa kendaraan pribadi sehingga TransJakarta menjadi solusinya. Setelah mendekat ke JIS, kemacetan terjadi. Penyebabnya, Bagus menduga, karena parkir liar yang menjamur.
"Banyak parkir liar sekitaran JIS bahkan ada mobil yang parkir di bahu jalan, walaupun EO sudah imbau ada tempat parkir khusus dan disediakan shuttle bus beberapa titik sekitaran JIS, ternyata banyak yang memanfaatkan lahan sekitar stadion (parkir liar)," kata Bagus.
Baca: Taufik Nurhidayat: DPRD Cilacap Dukung Program Kancing Merah
Pukul 23.30 WIB, ketika konser selesai, sekitar 70 ribu orang keluar berbarengan. Akibatnya, shuttle bus yang disediakan berhenti total tak bisa bergerak.
"Shuttle bus yang mau keluar area JIS stuck nggak bisa jalan, karena ada parkir liar ngehabisin jalan, ada mobil pribadi dan motor juga yang mau keluar dari parkir liar yang dibuka warga saya pantau," tambahnya.
"Sampai jam 1 (malam) dini hari saya masih di sekitaran JIS, jalan stuck," keluh Bagus.