Jakarta, Gesuri.id - Ketua Komisi D DPRD Jepara, Andi Rokhmat meminta agar PLTU Tanjung Jati Grup ikut aktif membantu pembangunan di Kota Ukir. Salah satunya yakni memberikan bantuan perbaikan rumah tak layak huni (RTLH). Hal itu disampaikan saat mengunjungi PLTU Tanjung Jati, Kamis (9/1/2025).
Andi mengatakan, Pemkab Jepara masih punya pekerjaan rumah, salah satunya pengentasan kemiskinan dengan pemberian bantuan perbaikan RTLH.
”Masih ada banyak RTLH yang belum diperbaiki. Sedangkan rumah layak, itu kan, kebutuhan dasar setiap warga negara,” kata politisi PDI Perjuangan itu.
Andi menyebutkan, Pemkab Jepara memiliki target perbaikan RTLH hingga 13 ribu unit. Namun, hingga kini masih ada sekitar 4.300 unit yang belum diperbaiki.
Di sisi lain, lanjut Andi, tahun 2025 ini pemerintah daerah hanya mampu menganggarkan perbaikan RTLH untuk seratus unit.
”Tentu masih sangat banyak yang belum ditangani. Ada empat ribu lebih, sehingga kami berharap PLTU Tanjung Jati Group bisa membantu pemerintah soal ini,” ucapnya.
Andi juga mendorong agar PLTU Tanjung Jati B mengoptimalkan pemanfaatan Fly Ash Bottom Ash (FABA). Karena saat ini, PLTU sendiri sudah memproduksi FABA menjadi bata ringan.
Lewat program Coorparate Social Responsibility (CSR) yang dimiliki, Andi berharap PLTU bisa berkontribusi pada persoalan tersebut.
Andi meminta agar CSR PLTU Tanjung Jati Group tak hanya diberikan kepada wilayah di ring satu saja, atau wilayah terdekat dari PLTU.
”Jangan hanya berhenti di ring satu. Tapi seluruh wilayah Kabupaten Jepara juga harus difasilitasi. Biar semua masyarakat bisa merasakan manfaat dari PLTU,” jelasnya.
Menanggapi hal itu, General Manager PLN UIK Tanjung Jati B, Dony Ocniza menyatakan siap untuk berkontribusi pada pembangunan daerah Jepara.
Dony memastikan stok FABA di PLTU Tanjung Jati B melimpah.
Ia menyebutkan, produksi FABA per tahun sebanyak 400 ribu ton. Saat ini masih tersedia sekitar 2 juta ton FABA yang bisa digunakan. Hasil produksi yang selama ini ada yaitu bata ringan dan paving block.
”Masalahnya, produksi kami masih terbatas. Belum bisa dalam jumlah besar,” ungkapnya.
Jika cuaca mendukung, produksi paving block bisa sampai dua ribu buah. Sedangkan bata ringan tak lebih dari 500 buah. Namun bila kondisi hujan, produksi tak bisa menentu.
Sumber: berita.murianews.com