Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira berharap agar langkah PSSI yang akan memutuskan menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) buntut tragedi yang terjadi di stadion Kanjuruhan, Malang beberapa waktu lalu, dapat menjadi jalan tengah untuk kembali menghidupkan liga Indonesia pasca tragedi itu.
Baca: Johan Budi: Saya Cuma Remah-remah Rengginang
“KLB PSSI yang dipercepat ini kita harapkan menjadi solusi jalan tengah untuk menghidupkan kembali liga sepak bola,” kata Andreas, Rabu (2/11).
Andreas mengakui, pengurus PSSI memang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan liga dan menjamin kemanan pelaksanaa. Hal ini, kata Andreas, lantaran liga merupakan urat nadi kemajuan prestasi sepak bola Indonesia.
“Kita harapkan bahwa rencana KLB yang dipercepat ini sesuai dengan Statuta FIFA,” jelas Andreas.
Andreas menekankan, bahwa proses persiapan menuju pelaksanaan KLB juga harus berjalan transparan dan adil sehingga tidak mengganggu transformasi dunia sepak bola Indonesia yang sudah disepakati oleh Presideng Joko Widodo dan Presiden FIFA.
“Serta tidak mengganggu persiapan dan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 tahun 2023,” tegas Andreas.
Andreas menambahkan, pelaksanaan KLB dipercepat lantaran situasi force major, sebagai dampak dari peristiwa tragedi Kanjuruhan. KLB seharusnya juga dilihat sebagai tanggung jawab dari pengurus PSSI terhadap kasus tragedi tersebut.
“Meskipun ini menjadi perdebatan karena rekomendasi TGIPF adalah pengurus PSSI mundur sebagai tanggung jawab moral,” pungkas Andreas.
Baca: Yeremia Bantu Masjid, Marbot, Guru Ngaji hingga Bedah Rumah
Sebelumnya, PSSI telah memutuskan menggelar KLB usah menggelar emergency meeting pada akhir pekan lalu bersama jajaran Exco. PSSI juga sudah mengirimkan surat kepada FIFA tentang pemberitahuan percepatan pelaksanaan kongres.
KLB sejatinya bagian dari rekomendasi Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan, yang dibentuk pemerintah. Jika hal itu tak dilakukan, rekomendasi bergulirnya kompetisi tidak bisa keluar. Dilansir dari kedaipena.
Kurator: Fransiska S.