Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan, Andreas Hugo Pariera memberikan tanggapannya terkait Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang akan menjadi menteri di Kabinet Jokowi-Ma’ruf.
Andreas bisa memahami banyak pihak yang mempertanyakan keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menarik Prabowo ke dalam Kabinet Kerja Jilid II.
Baca: Ganjar Sebut 'Ramalan' Santri Tentang Prabowo Terwujud
Andreas menyatakan, salah satu pertimbangan Jokowi menarik Prabowo dalam koalisi adalah untuk stabilitas pemerintahan.
"Lebih baik saya membangun kekuatan politik yang majority untuk menjalankan pemerintahan yang lebih stabil," ujar Andreas di Jakarta, Selasa (22/10).
Menurut Andreas, kini Indonesia sedang dalam tahap membangun demokrasi.
"Kita baru di dalam proses membangun suatu demokrasi yang saya harus katakan kita masih mencari bentuk," imbuhnya.
Tapi, Andreas tetap memaklumi banyak pihak yang memiliki pemikiran negatif dalam merespon keputusan Jokowi menjadikan Prabowo sebagai menteri.
"Saya kira manusiawi kalau ada yang berkata bahwa kami yang berkeringat, terus kemudian dia (Gerindra) ikut menikmati, itu sangat manusiawi," ucapnya menambahkan.
Menurut Andreas, kini waktunya Jokowi memberikan penjelasan terkait keputusan memasukkan Prabowo dalam kabinet baru.
"Justru itu, saya kira poinnya bahwa pemimpin harus meyakinkan bahwa kenapa saya harus membuat keputusan seperti ini, dalam hal ini Pak Jokowi, karena hak prerogatif ada di presiden," ujarnya.
Baca: Tak Jadi Oposisi, Prabowo Tak Seteguh Megawati
Andreas melanjutkan, fenomena partai oposisi yang berubah haluan menjadi koalisi merupakan hal yang biasa. Yang terpenting, lanjutnya, adalah bagaimana presiden dapat mendistribusikan kekuasaan secara tepat.
"(Oposisi jadi koalisi) hal yang biasa sekali, pada akhirnya toh distribution of power itu penting," kata dia.
Seperti diketahui, Prabowo mengaku diminta menjadi Menteri Pertahanan oleh Presiden Jokowi.