Semarang, Gesuri.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo angkat suara terkait menurunnya angka masyarakat miskin.
Ganjar mengatakan bahwa hal itu merupakan hasil kerja keras semua pihak, utamanya pemerintah dari level pusat hingga desa.
Baca: Ganjar Ajak Lapisan Masyarakat Atasi Kemiskinan
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diunduh dari situs bps.go.id di Semarang, Selasa, penurunan jumlah warga miskin di Provinsi Jateng tersebut merupakan penurunan yang terbanyak di Indonesia.
Per Maret 2018 jumlah warga miskin di Indonesia mengalami penurunan sebesar 633.000 jiwa menjadi 25,95 juta dari kondisi September 2017 yang tercatat 26,58 juta.
"Saya memang 'surprise' saat diberikan data-data itu, berarti kerja keras selama ini memberikan hasil dengan penurunan tertinggi," ujarnya saat dihubungi melalui telepon.
Penurunan kemiskinan yang signifikan ini, kata Ganjar, dipengaruhi beberapa faktor yakni adanya kesadaran untuk mengakui masih adanya angka kemiskinan yang tinggi pada level kabupaten/kota hingga desa, dilakukannya pembahasan dan rapat secara terus-menerus sehingga memunculkan ide kreatif dari kabupaten/kota sebagai solusi pengentasan kemiskinan.
"Karena tidak malu mengakui masih ada yang miskin, ini lalu muncul banyak ide dan tugas provinsi sebenarnya menstimulasi, memberi data dan sharing program apakah itu RTLH (rumah tidak layak huni), akses permodalan, pendidikan, kesehatan yang diberikan," katanya.
Kendati demikian, politikus PDI Perjuangan itu mengakui jika pengentasan kemiskinan tidak bisa dilakukan secara instan.
Hal yang masih terus diperbaiki yakni ketepatan data agar program dan perlakuan yang diberikan pada warga miskin tidak meleset, kemudian pada bidang pendidikan dan kesehatan.
Baca: Eva Menjawab Soal Kritikan Pembangunan Jokowi
Tiga hal itu yang menurut Ganjar akan menjadi fokus guna percepatan pengentasan kemiskinan, termasuk program padat karya yang menjadi salah satu program nasional memang turut berperan menurunkan angka kemiskinan.
"Yang lebih penting adalah mendorong masyarakat untuk bisa memiliki kemandirian ekonomi, program ladat karya itu salah satu, dan tidak bisa hanya itu karena kedepannya harus ada program yang bisa menolong mereka mandiri secara ekonomi," ujarnya.