Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPRD DKI Fraksi PDI Perjuangan Gilbert menyoroti figur Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang sempat viral lantaran unggahan di akun media sosialnya yang tengah membaca buku berjudul 'How Democracies Die'.
Baca: Andreas Nilai Juknis Tambahan Sekolah Tatap Muka Tak Perlu
Gilbert menyinggung dua esensi norma yang paling mendasar. Pertama, menurutnya toleransi mesti dibangun dengan melihat rival yang sah secara legal.
Kedua, menyangkut kesetaraan yang dilanjuti chek and balances. Namun, kata dia, jika isu apartheid dimainkan di pemilu maka saat itu demokrasi sudah dibunuh.
"Demokrasi intinya adalah membangun negara. Pada saat sendi-sendi kebhinekaan tunggal ika ini dirusak oleh isu apartheid pada saat itu lah kita sudah meruntuhkan demokrasi," ujar Gilbert, baru-baru ini.
Menurut dia, apa yang dilakukan Anies begitu dilantik jadi Gubernur DKI sudah memunculkan musuh. Ia menyoroti ucapan Anies terkait saatnya pemimpin pribumi berkuasa.
"Statement ini sampai kapan pun beliau maju 2024, beliau sudah membuat jebakan sendiri bermain dengan isu apartheid," jelas Gilbert.
Figur Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memang sempat viral lantaran unggahan di akun media sosialnya yang tengah membaca buku berjudul 'How Democracies Die'.
Baca: Kasus Covid Tertinggi, Ganjar: Testing Tak Boleh Berhenti!
Unggahan foto Anies itu diartikan mempunyai makna khusus secara politik.
Hal tersebut jadi pembahasan dalam acara Dua Sisi di salah satu TV swasta nasional dengan tema 'Buku Anies: Cara Matinya Demokrasi'.
Hadir sebagai pembicara adalah Dewan Pakar Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Teddy Gusnaidi, Politikus PDI Perjuangan Gilbert Simanjuntak sebagai kubu yang kontra.