Kupang, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR-RI Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema) menggelar Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), baru-baru ini.
Sosialisasi itu bertajuk “Pancasila dalam Tindakan: Gotong Royong Bangkit dari Pandemi Covid-19 dan Menangkal Radikalisme”.
Sosialisasi dihadiri Rektor Universitas Muhammadiyah Kupang Dr. Zainur Wula, S.Pd., M.Si, para dosen dan mahasiswa/i.
Mengawali paparan, saya menyampaikan bahwa sesuai amanat Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2019 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3), MPR RI wajib memasyarakatkan Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika, yang kemudian disebut Empat Pilar MPR RI.
Baca: Eko Dukung Peningkatan Kesejahteraan Untuk Guru
"Mengapa sosialisasi Empat Pilar dibutuhkan? Karena sejak awal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia, para pendiri negara menyadari bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa majemuk karena terdiri dari berbagai suku bangsa, adat istiadat, budaya, bahasa daerah, serta agama yang berbeda-beda," ujar Ansy.
NTT saja, sambung Ansy, terdiri dari banyak suku, bahasa, budaya dari Pulau Timor, Flores, Sumba, Rote dan Sabu Raijua.
Ansy menegaskan keanekaragaman adalah aset dan kekayaan kita.
"Saat ini, kita dihadapkan pada banyak tantangan yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, terutama ancaman radikalisme dan intoleransi," ujar Politisi PDI Perjuangan itu
Ansy mengungkapkan radikalisme dan intoleransi tidak hanya menyasar masyarakat bawah, tapi juga telah bersarang di kalangan terpelajar, termasuk dunia kampus.
Karena itu, sambung Anggota DPR-RI dari Dapil NTT II itu, para mahasiswa/i harus diberikan pencerahan dan pemahaman dalam menghadapi ancaman radikalisme dan intoleransi.
"Mahasiswa harus menjadi agen percontohan dan perubahan yang membawa semangat toleransi dan kerukunan," ujar Ansy
"Apalagi, di saat ini, kita juga sedang mengalami situasi ekonomi yang sedang bangkit dari keterpurukan akibat pandemi covid-19," tambahnya.
Dalam diskusi, Ansy mengapresiasi pertanyaan-pertanyaan kritis mahasiswa.
Dia yakin para mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kupang dapat menjadi contoh bagi generasi muda NTT untuk menjadi pribadi yang toleran-inklusif dan memiliki semangat gotong royong.
Baca: Rahmad Dukung Larangan Cuti Bersama Saat Nataru
Dalam sosialisasi tersebut, Ansy juga membagikan 1000 bibit tanaman Mangga, Rambutan, Lengkeng, Jambu Kristal dan Durian kepada Universitas Muhammadiyah Kupang.
Bibit produktif ini adalah hasil kerja sama Ansy dengan Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Benenain Noelmina, Kupang.
"Pembagian bantuan bibit produktif bertujuan meningkatkan kepedulian dan kesadaran mahasiswa/i terhadap penghijauan lingkungan melalui gerakan menanam bibit pohon, baik bibit kayu-kayuan atau buah-buahan," ujar Ansy.
Ansy menyatakan, menanam dan memelihara bibit pohon produktif bernilai ekologis, karena mahasiswa/i terlibat melakukan penghijauan.
"Terima kasih kepada Bapak Rektor, segenap jajaran Universitas Muhammadiyah Kupang dan adik-adik mahasiswa yang telah membantu dan terlibat menyukseskan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan MPR," pungkas Alumni PMKRI itu.