Jakarta, Gesuri.id - Calon Gubernur NTT dari PDI Perjuangan Fransiskus Yohanis Lema atau Ansy Lema mengatakan PDI Perjuangan adalah partai yang didedikasikan untuk menghidupkan dan memekarkan spirit Proklamasi Bung Karno.
Menurutnya, kemerdekaan dalam iklim demokrasi hari ini benar-benar harus ditumbuhkan dan dimekarkan. Dan, selanjutnya, rujukan dalam bernegara, bermasyarakat dan berbangsa itu adalah konstitusi.
BaCa: Ganjar Beberkan Banyaknya Koperasi Bobrok di Indonesia
“Konstitusi itu harus ditaati oleh seluruh anak bangsa dan PDI Perjuangan tentu terusik ketika konstitusi diletakkan di bawah kepentingan kelompok tertentu, kepentingan penguasa,” kata Ansy saat menghadiri Apel Satgas PDI Perjuangan di Alun-Alun Kota Kupang, Sabtu (24/8).
Lebih lanjut, anggota DPR RI Periode 2019-2024 ini menjelaskan, PDI Perjuangan tidak hadir hanya dalam rangka kontestasi pilkada, namun PDI Perjuangan ingin memastikan bahwa kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat harus berada pada rel dan jalur konstitusional.
“Karena itu hari ini adalah panggilan sejarah bagi seluruh kader PDI Perjuangan. 30 tahun lalu ketika tahun 1998 saya adalah salah satu bagian yang terlibat langsung dalam proses reformasi, turun langsung
ke lapangan bersama aktivis lain seperti Adian Naputupulu, Masinton Pasaribu dan lain-lain untuk menumbangkan rezim totaliter orde baru,” ujar Ansy.
BaCa: Mengulik Gaya Kepemimpinan Transformasional Ganjar Pranowo
Ia pun menyayangkan dinamika hari-hari terakhir ini bahwa neototalitarianisme menjadi ancaman yang serius untuk keutuhan negara.
“Hari ini kami ada di sini ingin memastikan bahwa konstitusi, Pancasila, Kebhinekaan Indonesia tidak boleh dikorbankan oleh kepentingan kelompok-kelompok pragmatisme yang memutar balik arah demokrasi dan reformasi,” tegas Ansy.