Ikuti Kami

Antoro Minta Pemkot Yogyakarta Permudah Arus Investasi

Antoro menyampaikan pertumbuhan ekonomi di DIY mencapai 12,8 persen dan tertinggi di Pulau Jawa pada triwulan pertama tahun 2024. 

Antoro Minta Pemkot Yogyakarta Permudah Arus Investasi
Ketua Komisi B DPRD Kota Yogyakarta, Susanto Dwi Antoro.

Jakarta, Gesuri.id - Ketua Komisi B DPRD Kota Yogyakarta, Susanto Dwi Antoro, menyampaikan pertumbuhan ekonomi di DIY mencapai 12,8 persen dan tertinggi di Pulau Jawa pada triwulan pertama tahun 2024. 

Hal itu sesuai fakta yang menunjukkan aktivitas investasi di Kota Yogyakarta optimal berjalan dengan segala keterbatasannya.

“Pendampingan yang dilakukan Pemkot Yogyakarta sudah sangat gencar, agar kegiatan ekonomi berjalan. Kini banyak investor lokal yang ambil bagian dalam pembamgunan kotanya sendiri,” katanya saat mengikuti forum diskusi bersama Kepala Dinas Perindustrian Koperasi dan UKM Kota Yogya, Tri Karyadi Riyanto dan Anggota Komisi B DPRD Yogyakarta, Rini Hapsari, di Yogyakarta, Jumat (10/5).

Baca: Ganjar Ungkap Alasan Tak Hadiri Gelar Griya di Kediaman Megawati

Politikus PDI Perjuangan itu memberikan catatan untuk eksekutif, terkait prosedur perizinan yang harus konsisten dipermudah. 

Jika sekali saja Pemkot mempersulit investor, dengan skema yang bertele-tele, maka kedepannya Kota Yogyakarta  tidak akan dilirik lagi.

“Selain jadi kota layak huni, Yogyakarta juga harus jadi kota layak investasi. Pertumbuhan ekonomi kita 60-70 persen berkat UMKM,” bebernya.

Menurut Anggota Komisi B DPRD Kota Yogya, Rini Hapsari, Kota Yogyakarta sudah punya Pusat Desain Industri Nasional (PDIN).

Politisi Partai Demokrat itu berharap, kedepannya, produk-produk desain yang digodog di PDIN bisa dilirik investor dari berbagai daerah, khususnya untuk sektor batik.

“PDIN sudah difasilitasi Pemkot di Terban. Di sana, investor  bisa melihat, sudah di-show off-kan, untuk menarik investor,” tandasnya.

Baca: Pernyataan Oposisi Ganjar Berpotensi jadi Arah PDI Perjuangan

“Kita jualan desain (batik) itu mahal juga, loh. Bahkan, kalau bisa produksinya di sini juga, meski memang ada keterbatasan lahan,” imbuh Rini.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian Koperasi dan UKM Kota Yogya, Tri Karyadi Riyanto, mengatakan, selama ini investasi selalu dinarasikan sebagai pembangunan fisik, seperti pabrik atau hotel.

Namun, masalahnya, dengan kondisi Kota Yogyakarta yang miskin sumber daya alam, jenis investasi semacam itu sulit direalisasikan.

Quote