Jakarta, Gesuri.id - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Aria Bima meminta kepada masyarakat untuk membuka sekat-sekat perbedaan yang terjadi saat Pilpres dan Pileg lalu.
Dinamika konflik yang terjadi saat Pemilu 2024 lalu telah dibawa ke Mahkamah Konstitusi dan DPR.
"Perbedaan kontestasi di Pilpres dan Pileh hari ini sudah selesai, apalagi di bulan Ramadan. Dimana masyarakat kita dalam suasana menahan lapar dan nafsu, sangat pas jika dibarengi dengan suasana rekonsiliasi batin di tingkat masyarakat Kota Solo ini," jelas politisi PDI Perjuangan itu dalam acara Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu (23/3).
Baca: TPN Ganjar-Mahfud Datangi MK Daftar Gugatan Hasil Pilpres 2024
Aria Bima menyebut dinamika konflik dalam Pemilu yang lalu sudah disalurkan lewat kelembagaan di Bawaslu dan di Mahkamah Konstitusi (MK).
Segala sesuatu yang menyangkut pernak-pernik sisa-sisa ketidakpuasan dan persoalan-persoalan agar dikanalisasi di level pusat.
Perbedaan pilihan partai dan Pilpres di tingkat sosiologis di masyarakat itu harus disudahi. Bagaimana sekat-sekat kepartaian dan sekat-sekat perbedaan capres kemarin itu dibuka," jelasnya lagi.
Tetapi jika ada yang masih menjadi anggota atau kader partai, tetap harus ada dan ini akan terpakai dalam rangkai artikulasi dan agregasi lima tahunan.
"Yang penting menjadi tradisi lima tahunan dan ini nanti juga akan masuk di bulan November dimana Pilkada mulai. Kontestasi pencalonan dimulai," katanya.
Baca: Ganjar Siap Beberkan Sejumlah Bukti Kecurangan Pilpres
Di PDI Perjuangan juga akan mulai penjaringan di masing-masing PAC yang akan dimulai sekitar bulan Mei -Juni dan tentunya dengan suasana konfigurasi koalisi yang berbeda.
Sementara itu dalam acara tersebut, dihadiri ratusan generasi muda dari orang muda Katolik perwakilan dari perwakilan Paroki dan umat Kristen dari perwakilan gereja Kristen .
"Peserta dari generasi muda, ini milenial baru yang akan mejadi ujung tombak kerukunan umat beragama di Kota Solo. Walaupun di Pemilu kemarin terlihat biasa-biasa saja tetapi di tingkat bawah kan ada isu harus memilih capres dari sesuai agamanya," kata Staf Bale Rakyat Aria Bima, Heni Prihartoyo.