Surabaya, Gesuri.id - Wakil Wali Kota Surabaya Armuji memiliki harapan agar pasar-pasar tradisional yang dikelola pemerintah kota melalui PD Pasar Surya dapat naik kelas dan menjadi pilar pertumbuhan ekonomi kerakyatan.
"Jantung perekonomian Kota Surabaya ada di pasar-pasar tradisional, tentu kami ingin kondisi pasar tradisional harus nyaman, bersih dan mampu menjadi pusat ekonomi kerakyatan," kata Wakil Wali Kota (Wawali) Armuji di Surabaya, Selasa (7/3).
Baca: Hadapi Pemilu, Banteng Jatim Gelar Konsolidasi di Nganjuk
Menurut dia, banyaknya pasar tradisional yang dikelola PD Pasar Surya juga turut berperan membantu Pemkot Surabaya yang melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan inflasi.
"Kami ingin para pedagang di pasar tradisional percaya diri karena bangunan pasar modern dan bagus. Secara bertahap itu juga menjadi perhatian Pemkot Surabaya," kata Cak Ji panggilan lekatnya.
Cak Ji mengatakan, Pemkot Surabaya bakal merevitalisasi sejumlah pasar tradisional di Surabaya meliputi Pasar Kembang, Pasar Kendangsari, Pasar Pucang Anom, dan Pasar Pabean.
Saat ini, kata dia, PD Pasar Surya mengelola sebanyak 67 pasar tradisional dengan luas total mencapai 257.725 meter persegi. Puluhan pasar tradisional itu lokasinya tersebar di wilayah Surabaya Pusat, Utara, Selatan, Timur, dan Barat.
Berdasarkan data yang dihimpun dari PD Pasar Surya. Dari total jumlah pasar itu, enam di antaranya dalam kondisi baik, 51 dalam kondisi sedang, dan 10 dalam kondisi cukup.
Baca: Meryl Saragih Gelar Reses di Kelurahan Kemenangan Tani
Sedangkan untuk jumlah pedagang, tercatat meningkat dari 2021 ke 2022. Pada 2021, jumlah pedagang mencapai 14.212. Jumlah itu meningkat jadi 14.675 pada 2022.
Tercatat di tahun 2022 Pertumbuhan ekonomi Surabaya terus meningkat hingga mencapai 7,17 persen, dan itu lebih tinggi dari provinsi Jatim dan nasional. Program ekonomi kerakyatan berupa padat karya ini menjadi kunci utama keberhasilan Surabaya dalam membangkitkan ekonomi yang sempat terpuruk