Jakarta, Gesuri.id - Presiden Jokowi, Senin (21/10) pagi memanggil beberapa calon menteri yang bakal mengisi kursi kabinet Jokowi Jilid Dua.
Salah satunya Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Mahfud MD dipanggil Presiden Joko Widodo ke Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin pagi.
Baca: Presiden Jokowi Diminta Tak Masukkan Koruptor dalam Kabinet
Usai bertemu Presiden Jokowi sekitar setengah jam, Mahfud MD tidak menampik jika dirinya akan menjadi salah satu menteri di kabinet periode 2019-2024.
Namun, menurut Mahfud, Presiden tidak menyebut secara spesifik posisi menteri apa yang akan ditempatnya nanti.
“Intinya saya diminta membantu beliau menjadi salah seorang menteri,” kata Mahfud Md kepada wartawan usai keluar dari Istana Kepresidenan.
Mengenai menteri apa yang ditawarkan kepadanya, Mahfud MD mengaku Presiden Jokowi tidak menyebutkan secara spesifik. Presiden Jokowi, ungkap Mahfud, mengajaknya berdiskusi soal pembenahan hukum, masalah pelanggaran Hak Asasi Manusia, upaya radikalisme dan masalah politik.
Saat wartawan bertanya, mana yang lebih pas buat dia, apakah Menteri Hukum dan HAM atau Jaksa Agung, Mahfud MD mengatakan, “Bisa Jaksa Agung, bisa Menteri Hukum, bisa Menteri Agama, bisa di politik. Saya percaya Bapak Presiden mengetahui latar belakang saya,” ujarnya.
Baca: PDI Perjuangan: Jabatan Menteri Jangan Untuk Pemilu 2024!
Mahfud MD mengaku siap menjadi pembantu Jokowi karena itu tugas untuk negara. Dia menyerahkan ke Presiden untuk ditempatkan di pos kementerian apa. Menurut Mahfud, dalam pembicaraan dengan Presiden Jokowi, dia diberi informasi kalau pelantikan kabinet akan dilakukan pada Rabu (23/10) lusa.
Selain Mahfud MD, hingga siang ini, sejumlah tokoh telah mendatangi Istana Kepresidenan karena mendapatkan panggilan Presiden Jokowi. Para tokoh itu adalah CEO dan Founder Gojek Nadiem Makarim; Bupati Minahasa Selatan Christiany Eugenia Tetty Paruntu, CEO NET TV Wishnutama, dan pengusaha Erick Thohir.