Kabupaten Kebumen, Gesuri.id - Ketua Fraksi PDI Perjuangan Kebumen, Bambang Sutrisno memaparkan mengenai pentingnya pemahaman pilar bangsa bagi segenap elemen masyarakat, khususnya bagi kalangan millenial.
Baca: Hasto: Polri Tak Boleh Tunduk Pada Ormas Pembuat Onar!
“Tanpa adanya pemahaman Wawasan Kebangsaan bagi pemuda maka bangsa Indonesia kedepannya akan semakin kehilangan jati diri,” paparnya, Jumat (4/12).
Bambang Sutrisno menjelaskan, bahwa pemahaman generasi muda terhadap pilar kebangsaan dinilai sangat penting lantaran pemuda pada dasarnya adalah agen perubahan atau agent of change untuk menjadi bangsa yang lebih baik.
“Anak muda itu punya spirit yang kuat, dalam menyerap hal-hal baik. Termasuk tentang empat pilar kebangsaan ini, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika,” ungkapnya.
Akan tetapi, faktanya masih banyak kalangan pemuda yang belum paham terhadap pilar kebangsaan termasuk UUD 1945. Berdasarkan kajian dari Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara Universitas Sains Alquran Jawa Tengah di Wonosobo, menunjukkan angka dari 200 responden, 88% belum paham UUD 1945.
“Karena para pemuda mulai menurun rasa cinta tanah air, para pemuda mulai menurun rasa rela berkorban demi negara, menurunnya pemahaman terhadap pilar bangsa,” katanya.
Untuk itu, perlu adanya pemahaman tentang UUD 1945 melalui kegiatan edukasi nilai persatuan dan kesatuan, etika moral, budaya bangsa, yang dilaksanakan mulai dari lingkup keluarga, sekolah, serta melibatkan peran pemerintah.
Bambang Sutrisno juga menjelaskan bahwa PDI Perjuangan telah mengambil peran penting, yaitu dengan menggaungkan slogan “Kepak Sayap Kebhinekaan”, yang syarat dengan unsur-unsur UUD 1945 dan juga Pancasila.
“PDI Perjuangan juga mendidik generasi muda dalam Komunitas Juang, dengan tujuan agar pemuda memiliki karakter pejuang dan selalu berpedoman pada UUD 1945,” terang dia.
Lebih lanjut, Bambang Sutrisno mencontohkan generasi muda yakni Puan Maharani yang getol dalam merawat Kebhinekaan untuk semangat kebangsaan. Dengan harapan masyarakat tidak tuna Pancasila. Puan, menurut Bambang Sutrisno merupakan sosok perempuan yang juga Ketua DPR RI yang terus mengajak merawat pilar bangsa yang acap kali tercabik.
“Kita mengenal Mbak Puan yang tak lelah memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya bermasyarakat Pancasila,” ucap Bambang Sutrisno.
Makna ‘Kepak Sayap Kebhinekaan’ yang selama ini didengungkan sangat cocok dengan fenomena degradasi pilar bangsa. Kebhinekaan adalah warisan etnisitas yang telah melahirkan nilai luhur dari pendahulu yang kini bernama Indonesia.
Baca: Gerindra Ngebet Koalisi? Pilpres 2024 Masih Dinamis
“Mbak Puan telah melakukan apa yang dibutuhkan dengan kondisi bangsa. Treatment untuk menghalau ancaman demi ancaman yang datang,” ucapnya.
Dengan konsep itu, di dalam jiwa jutaan warga negara Indonesia dengan Kebhinekaan-nya terpatri kesatuan rasa memiliki dan kesediaan mengabdi serta kesiapan berkorban demi bangsa meskipun mereka tidak mengenal satu sama lain.
“Semoga pilar bangsa di Kebumen selalu tumbuh subur dan ngremboko. Karena nilai itu sudah diajarkan oleh pendiri bangsa,” tutup Bambang Sutrisno. Dilansir dari derapjuang.