Ikuti Kami

Bamusi Ajak Tingkatkan Pengawasan Terhadap Radikalis

Pengawasan terhadap gerakan-gerakan radikal yang masih 'bergentayangan' dan memiliki jaringan yang belum terputus. 

Bamusi Ajak Tingkatkan Pengawasan Terhadap Radikalis
Sekretaris Umum (Sekum) Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Nasyirul Falah (Gus Falah).

Jakarta, Gesuri.id - Sekretaris Umum (Sekum) Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Nasyirul Falah (Gus Falah) menyatakan peristiwa penerobosan Istana Kepresidenan oleh seoramg perempuan berideologi radikal, menunjukkan negara telah beberapa kali 'kecolongan' oleh gerakan radikalis yang mengatasnamakan agama atau organisasi terlarang. 

Pemerintah, ujar Gus Falah, wajib meningkatkan pengawasan terhadap gerakan-gerakan radikal yang masih 'bergentayangan' dan memiliki jaringan yang belum terputus. 

Baca: Bamusi Kabupaten Cirebon Juara Lomba MHQ Putri Tingkat Jabar

Hal itu dikatakan Gus Falah menanggapi temuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bahwa perempuan bersenjata penerobos Istana Kepresidenan adalah simpatisan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

HTI merupakan organisasi yang sudah dilarang oleh pemerintah Indonesia karena menyebarkan paham khilafah yang tak sesuai Pancasila.

"Gerakan kaum radikalis ini tentunya harus kita imbangi dengan pengamalan nilai-nilai Pancasila sejak usia dini. Jadi tidak bisa ketika ada masalah, lalu kita melakukan pembenahan secara instan," ujar Gus Falah dalam siaran persnya di Jakarta, Rabu (26/10).

Pembenahan, lanjut Gus Falah, harus dilakukan secara terus-menerus tanpa terputus sampai kelompok-kelompok radikalis hilang di bumi Indonesia. 

Kedepannya, Gus Falah menyatakan kemungkinan hal-hal seperti ini masih akan  terjadi.  Dia pun mengingatkan pemerintah untuk meningkatkan kewaspadaan.

"Kewaspadaan, yang juga harus dibarengi dengan tindakan pembenahan yang harus segera dilakukan," tambah Ketua Tanfidziyah PBNU itu.

Baca: Sri Rahayu Tekankan Hal Ini Saat Kunjungi Magetan

Seperti diketahui, seorang perempuan menodongkan pistol ke arah anggota Paspampres dekat Istana Kepresidenan di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (25/10). 

Paspampres lantas merebut pistol dan menyerahkan perempuan tersebut ke anggota polisi di lokasi. 

Kemudian, terungkap bahwa wanita tersebut kerap memposting propaganda khilafah melalui akun media sosialnya.

Quote