Jakarta, Gesuri.id - Pengurus Pusat Baitul Muslimin Indonesia menilai pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Alumni (PA) 212 di Istana Bogor, Jawa Barat, merupakan silaturahmi yang dapat menguatkan persatuan Indonesia.
"Pertemuan tersebut menunjukkan jiwa negarawan Presiden Jokowi untuk bertemu dan berdialog dengan semua elemen masyarakat di Indonesia," kata Sekretaris Umum PP Bamusi, Nasyirul Falah Amru, di Jakarta, Rabu (25/4).
Nasyirul mengatakan hal itu, menanggapi pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan PA 212 di Istana Bogor, pada Minggu (22/4).
Baca: Bamusi: Partai Nasionalis dan Islam Bersama Bangun Bangsa
Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan itu menilai, sikap Presiden Jokowi yang menerima dan berdialog dengan PA 212 di Istana Bogor menunjukkan sikap adil dan terbuka kepada seluruh elemen masyarakat Indonesia.
"Hal ini menjadi bukti bahwa Presiden Jokowi milik semua seluruh masyarakat Indonesia, bukan hanya kelompok tertentu," katanya.
Nasyrul yang akrab disapa Gus Falah ini menambahkan, pertemuan tersebut juga merupakan upaya membangun silahturrahmi di antara sesama umat Islam guna memperkokoh persatuan bangsa Indonesia.
Gus Falah juga mengutip hadis yang diriwayatkan HR. Bukhori, "Kaum mukmin adalah bersaudara satu sama lain ibarat (bagian dari) suatu bangunan satu bagian memperkuat bagian lainnya".
"Pertemuan ini diharapkan dapat memperkuat dan memperkokoh persatuan bangsa Indonesia," kata pria yang juga menjabat sebagai Bendahara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini.
Terkait dengan agenda yang dibicarakan pada pertemuan tersebut akan menyelenggarakan rembug nasional, Gus Falah mengatakan, pembicaraan tersebut merupakan hal yang sangat baik dalam membangun komunikasi publik terutama pada tahun politik.
Bamusi yang merupakan organisasi sayap PDI Perjuangan, kata dia, sangat berharap rembug nasional nantinya dapat membawa kedamaian dan keteduhan di tengah masyarakat pada penyelenggaraan pilkada serentak 2018 maupun pemilu 2019.
"Mari kita jadikan tahun politik pada 2018 dan 2019 sebagai tahun kegembiraan, sehingga tidak terjadi gesekan sosial di antara elemen masyarakat," kata Gus Falah.