Ikuti Kami

Bamusi Ungkap Kedekatan Soekarno dengan Keislaman

Begitu juga hubungan Soekarno dengan ormas-ormas Islam maupun tokoh-tokoh ormas Islam di Indonesia, begitu dekat. 

Bamusi Ungkap Kedekatan Soekarno dengan Keislaman
Ilustrasi. Bung Karno saat sedang menjalankan ibadah sholat.

Jakarta, Gesuri.id - Sekretaris Umum PP Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) menyatakan hubungan Proklamator negara Indonesia, Soekarno, dengan pemikiran keagamaan Islam sangat erat. 

Begitu juga hubungan Soekarno dengan ormas-ormas Islam maupun tokoh-tokoh ormas Islam di Indonesia, begitu dekat. 

Baca: Jejak Keislaman dalam Jati Diri Bung Karno

Karena itu, sambung Gus Falah, sejarah hubungan Bung Karno dengan Ormas Islam menjadi sangat penting. Sebab hal itu merupakan bagian dari perjalanan pemikiran Soekarno itu sendiri, sehingga sangat penting digali terus-menerus oleh seluruh anak bangsa, terutama kalangan milenial.

"Hal ini juga menjadi sangat penting, sebagaimana yang sering kita dengarkan nasehat dari Bapak Proklamator Indonesia Bung Karno sendiri dengan selalu mengatakan Jas Merah; jangan sekali-kali melupakan sejarah," kata Gus Falah, Kamis (27/8).

Hubungan Bung Karno dengan tokoh dan Ormas Islam itulah yang dibedah dalam Webinar yang digelar PP Baitul Muslimin Indonesia. Di dalam webinar ini dijelaskan, di masa muda, Soekarno berkenalan dan bersentuhan langsung dengan tokoh Syarikat Islam yang dikenal sebagai Raja tanpa Mahkota, Haji Omar Said Tjokroaminoto. 

Soekarno kemudian menjadi santri dari pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan dan bersahabat baik dengan tokoh-tokoh Muhammadiyah seperti KH Mas Mansur dan Ki Bagus Hadikusumo. 

Saat dibuang ke Bengkulu, Soekarno menjadi Ketua Majelis Pengajaran Muhammadiyah dan menikahi putri tokoh Muhammadiyah Bengkulu Hasan Din, yang kemudian menjadi Ibu Negara pertama, yaitu Fatmawati.

Bung Karno juga sangat dekat dengan tokoh Nahdlatul Ulama seperti KH Wahid Hasyim. Demikian juga dengan tokoh Persatuan Islam (PERSIS) Ahmad Hassan, yang tergambar dengan sangat jelas melalui korespondensi saat Bung Karno dibuang Belanda ke Ende. Korespondensi antara Soekarno dan Ahmad Hassan ini terekam dalam buku "Surat-surat Islam dari Ende" yang kemudian menjadi bagian dalam buku "Di Bawah Bendera Revolusi."

Gus Falah menjelaskan, melalui Webinar ini, Bamusi sebagai sayap Islam di PDI Perjuangan bermaksud untuk menggali kembali jasa-jasa Bung Karno dalam perjuangannya memerdekakan Indonesia bersama dengan Ormas Islam yang ada di Indonesia. 

Baca: Hubungan Bung Karno dan Islam Sangat Erat

Sesi pertama, sambung Falah, webinar dilaksanakan Rabu malam (26/8), dengan narasumber Ketua PP Muhammadiyah Prof Syafiq A Mughni dan Ketua PBNU KH Marsudi Syuhud. Bertindak sebagai Keynote speaker Ketua Umum PP Bamusi Prof Hamka Haq. 

"Kami akan selalu memberikan pencerahan tentang wawasan kebangsaan ini melalui webinar yang Insya Allah akan terus diselenggarakan oleh PP Bamusi secara berkala," kata anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan ini.

Selain Webinar, sambung Falah, PP Bamusi juga mengadakan Sosialisasi Kebangsaan serta dakwah Islam dengan dakwah Islam Rahmatan lil Alamin. Dengan seringnya diskusi tentang Bung Karno bersama tokoh-tokoh dari Ormas Islam yang ada di Indonesia, diharapkan generasi penerus bangsa dapat mengambil hikmah dan pelajaran yang sangat berarti dalam kehidupan berbangsa.

Secara terpisah, Hamka Haq mengapresiasi kegiatan webinar tersebut yang memang seharusnya dilakukan sesering mungkin.

"Agar generasi penerus bangsa bisa mengetahui sejarah para pendiri bangsa ini,” ucapnya.

Quote