Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VII DPR, Bane Raja Manalu, khawatir dengan kondisi Bali yang dapat dikategorikan overtourism atau fenomena kelebihan kunjungan turis.
Menurut Bane, kondisinya akan lebih mengkhawatirkan jika pemerintah membangun Bandara Bali Utara di Kubutambahan, Buleleng, untuk melayani penerbangan low cost carrier (LCC).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali sepanjang 2024 mencapai 6,3 juta kunjungan. Angka ini naik 1,1 juta dibanding 2023 yang sebesar 5,2 juta kunjungan.
“Ketika Bali sudah overtourism, sudah tidak sesuai dengan Tri Hita Karana. Sampah dan kemacetan menjadi persoalan, lalu masalah sosial lainnya," ucap Bane, dalam rapat Panja RUU Kepariwisataan, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (13/3/2025).
Dia pun heran dengan rencana ada bandara baru dengan tujuan penerbangan low cost carrier. Hal ini akan mendatangkan lebih banyak turis yang yang sesungguhnya tidak diharapkan. "Turis yang tidak membawa dampak ekonomi,” ungkap Bane.
Politisi PDI Perjuangan itu menuturkan, indikasi overtourism di Bali salah satunya nampak dari jumlah kendaraan bermotor yang lebih banyak dibanding jumlah penduduk Bali.
Berdasarkan data Dishub Provinsi Bali, pada 2022, jumlah penduduk Bali mencapai 4,3 juta jiwa, sedangkan jumlah kendaraan bermotor di Pulau Dewata mencapai 4,7 juta unit.
Belum lagi dampak sosial yang semakin sering terdengar. Seperti wisatawan mancanegara yang berulah, mengganggu ketertiban, bahkan berbuat kriminal di Pulau Dewata.
Menurut Bane, pariwisata Indonesia, termasuk Bali, harus dibuat lebih berkualitas. Salah satu jalannya adalah melalui RUU tentang Kepariwisataan yang saat ini tengah digodok di parlemen.
“Untuk mengatasi overtourism ini, bisa juga melalui pengenaan pajak pariwisata sehingga turis yang datang adalah turis berkualitas. Pajak pariwisata ini bisa juga digunakan untuk promosi, perbaikan fasilitas, dan lain sebagainya,” ujar Bane.
“Pada prinsipnya kita sepakati bahwa RUU Kepariwisataan harus membawa dampak positif pada pariwisata yang berkualitas dan berdampak ekonomi pada Indonesia,” pungkas Bane.
Sumber: rm.id