Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VII DPR RI, Bane Raja Manalu, menilai Sumatera Utara (Sumut) berperan strategis dalam hilirisasi sektor perkebunan, khususnya kelapa sawit.
Namun menurutnya, produktivitas sektor ini tengah mengalami penurunan yang perlu segera diatasi.
Baca: Kata Ganjar Pranowo Soal Rencana KIM Plus Jadi Koalisi Permanen
“Sumut ini potensinya luar biasa, dari sisi lahan dan produksi. Tapi ada satu hal yang kita sadari bersama, yaitu produktivitasnya menurun karena penanaman yang terus-menerus dan tidak ada regenerasi bibit. Jadi akhirnya produktivitasnya melemah,” ujar Bane dalam kunjungan reses Komisi VII DPR RI di Medan, Kamis (10/4).
Meski begitu, Bane optimis Sumut masih kompetitif sebagai penghasil produk sawit dan turunannya. Ia mencontohkan keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei yang diperuntukkan bagi industri sawit dan karet.
“Kita tahu sudah ada kawasan khusus Sei Mangkei yang diperuntukkan untuk industri sawit dan turunannya. Memang saat ini belum maksimal berjalan, tapi itu menjadi salah satu contoh bahwa Sumut tetap ada dalam kategori industri ini,” katanya.
Dalam konteks hilirisasi, Bane menegaskan pentingnya keterlibatan pelaku usaha kecil, koperasi dan petani rakyat. Menurut politisi PDI Perjuangan tersebut, hilirisasi harus menghidupkan usaha masyarakat sekitar, bukan malah mematikan.
Baca: Ganjar Ingatkan Presiden Prabowo Untuk Berhati-hati
"Itu harus diatur lewat regulasi. Usaha itu harus saling menghidupkan. Misalnya dalam perkebunan, petani bisa masuk lewat skema plasma. Dalam industri, petani-petani di Simalungun kini mulai menyuplai buah ke produsen es krim di kawasan Sei Mangkei, baik buah segar maupun kemasan," ucapnya.
Bane menambahkan model kemitraan tersebut menjadi bukti bahwa industri besar dan kecil dapat bersinergi. Ia berharap regulasi mendatang semakin memperkuat kolaborasi tersebut agar manfaat hilirisasi dapat dirasakan lebih luas oleh masyarakat.