Soppeng, Gesuri.id - Gubernur Sulawesi Selatan, HM Nurdin Abdullah, meminta masukan dari Negeri Sakura Jepang untuk pengembangan wisata air panas Lejja.
Itu dikatakannya saat berkunjung ke Kabupaten Soppeng, belum lama ini, dimana ia juga meninjau pembangunan jalan dan Kawasan Wisata Alam (KWA) Lejja.
Dalam kunjungan ke kawasan wisata permandian air panas ini, Nurdin Abdullah bersama Kepala Kantor Konsuler Jepang di Makassar, Miyakawa. Mereka disambut oleh Bupati Soppeng, Kaswadi Razak, Camat Marioriawa, Dandim 1423 Soppeng, dan masyarakat Kecamatan Marioriawa.
Konjen Miyakawa membawa perencana ahli dari Jepang. Di antaranya, Ishimoto, Kawai, Katayama, Totani. Mereka dimintai saran terkait pengembangan Lejja. Apalagi, Jepang dikenal dengan permandian air panasnya yang dikelola dengan baik, dan menjadi objek wisata favorit.
Kaswadi kemudian mengajak gubernur berkeliling KWA Lejja dan menjelaskan rencana pengembangan kawasan.
Nurdin kemudian meminta gambar pengembangannya. Untuk memberikan pelayanan maksimal kepada para wisatawan terutama dari sisi kebersihan, ia menyarankan agar dibangun toilet setara fasilitas hotel bintang lima.
“Kalau bisa satu toilet ekslusif kita bangun disini, setara bintang lima,” kata Nurdin Abdullah.
Melalui program ini, Nurdin mengajak kepada seluruh yang memiliki program Corporate Social Responsibility (CSR), untuk ikut berkontribusi pada pembangunan toilet di Sulsel.
Ia juga menanyakan terkait fasilitas pendukung lainnya, bahkan untuk agro wisata di Lejja.
Bupati Soppeng, Kaswadi Razak menjelaskan, kedatangan Gubernur untuk memastikan Lejja dapat menjadi objek wisata andalan Sulsel di Indonesia. Maka memastikan rencana pembangunannya juga menjadi perhatian serius.
“Kita rancang untuk jadikan objek wisata andalan Sulsel di Indonesia. Karena air panas Lejja ini membanggakan, beda dengan air panas yang lain. Aroma belerangnya tidak terlalu berbau, airnya 60 derajat (celcius) sangat bagus untuk kesehatan,” jelasnya.
Saat ini pengelolaan Lejja diserahkan ke Perusda. Sesuai mekanisme yang ada, Pemda Soppeng diberi hak pengelolaan 50 hektare dalam jangka 50 tahun.
“Pak Gubernur sudah membawa investor dan Pemerintah Provinsi siap melakukan pengembangan. Ada beberapa fasilitas yang ditingkatkan, yang kurang ditambah,” ujarnya.
Fasilitas tersebut seperti kolam, penginapan dan area bermain. “Desain sudah ada, sisa menunggu anggaran dari Pemerintah Provinsi,” pungkasnya.
Koordinator Tim Infrastruktur pada TGUPP Gubernur, Hendra Pahri, mengatakan, rombongan Konjen Jepang yang datang memberikan saran-saran. Karena satu-satunya di Sulsel, ini kalau dikembangkan akan besar dampaknya bagi masyarakat.
“Terkait ini, kami bagaimana provinsi tetap men-support kabupaten dalam hal pembangunan,” ujarnya.