Jakarta, Gesuri.id - Badan Kebudayaan Nasional (BKN) DPC PDI Perjuangan Jember menyayangkan langkah Bupati Jember Muhammad Fawait melebur beberapa dinas menjadi satu hanya karena alasan menghemat anggaran.
Kepala BKN DPC PDI Perjuangan Jember, Catur Budi Prasetyo mengatakan bahwa peleburan itu dikhawatirkan akan melemahkan salah satu dinas.
BaCa: Kata Ganjar Pranowo Soal Rencana KIM Plus Jadi Koalisi Permanen
Catur mencontohkan, Dinas Kepemudaan dan Olahraga yang dilebur dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan menjadi Dinas Kepemudaan dan Olahraga, Kebudayaan dan Pariwsata.
“Pasalnya pengolahan kedua Dinas tersebut berbeda dan tak bisa disamaratakan. Treatment kebudayaan itu tidak sama dengan olahraga. Harusnya Bupati melihat hal itu dan berpegang teguh pada statement dia sendiri beberapa waktu lalu,” ujar Catur.
Ia menegaskan, seharusnya Bupati tidak hanya melihat anggaran, namun juga dampak yang ditimbulkan, khususnya bagi kebudayaan,
“Karena mengelola kebudayaan tidak bisa asal-asalan. ada kok di Undang-Undanga No 5 Tahun 2017. Budaya itu memiliki nilai investasi tinggi,” ungkapnya.
Terbukti, lanjut Budi, dengan pengelolaan budaya yang tepat maka pendapatan asli daerah (PAD) juga bisa meningkat. Bahkan, capaian sektor pariwisata Jember pada tahun terakhir kepemimpinan Bupati Hendy Siswanto dan Wakil Bupati Muhammad Balya Firjaun Barlaman tersebut diikuti capaian sektor kebudayaan.
BaCa: Ganjar Tegaskan Seluruh Kader PDI Perjuangan Taat Pada Aturan
“Beberapa waktu lalu kan Bupati Fawait menyampaikan penyelenggaraan urusan budaya diarahkan untuk meningkatkan kelestarian dan kearifan budaya lokal. Tetapi sekarang kok dinas yang mengurusi justru dilebur,” pungkasnya.
Sekadar informasi, pascaaktif menjabat Bupati Jember Muhammad Fawait mengambil langkah terobosan melebur 22 Dinas menjadi 17 Dinas. Reformasi birokrasi ini didasarkan pada asas ramping struktur kaya fungsi.