Jakarta, Gesuri.id - Ketua Kelompok Komisi X DPR Fraksi PDI Perjuangan Sofyan Tan mengecam tindakan persekusi yang melanggar nilai-nilai Pancasila yang dilakukan oleh oknum guru dengan menggunduli belasan siswi SMP Negeri Sukodadi Lamongan Jawa Timur. Tindakan persekusi tersebut bertentangan dengan nilai Pancasila terutama sila kedua Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
Baca; Gus Falah: Suara Nahdiyin Tidak Otomatis Dukung Anies-Muhaimin
"Peristiwa ini sangat mencoreng dunia pendidikan kita. Apalagi praktik persekusi itu dilakukan di dunia sekolah yang menjadi tempat bagi pendidikan dan pengembangan karakter nilai-nilai Pancasila bagi generasi penerus bangsa," katanya kemarin di Jakarta, Sabtu (2/9).
Untuk itu, tambah Sofyan Tan, sebagai mitra utama, Komisi X mendesak kepada Kemendikbudristek untuk mengevaluasi semua guru di SMP Negeri Sukodadi, Lamongan Jawa Timur dengan memberikan pembinaan-pembinaan agar tidak lagi terjadi peristiwa serupa di masa depan. Dia juga mendesak oknum guru tersebut, diberikan sanksi tegas sekaligus pembinaan agar tidak lagi terjadi praktik persekusi yang melanggar Pancasila di sekolah.
"Penegakan kedisiplinan juga harus sesuai dengan nilai Pancasila. Tidak boleh terjadi lagi tindakan-tindakan persekusi yang berkedok penegakan kedisiplinan di kalangan anak didik kita," katanya.
Menurut Sofyan Tan, baik guru dan siswa harus memiliki karakter kepribadian Pancasila. Tidak bisa semata-mata menuntut siswa yang harus berkarakter Pancasila. Guru pun sebagai sosok yang digugu dan ditiru harus terdepan dalam menerapkan karakter Pancasila di dalam kehidupan sehari-hari. Pasalnya Pancasila menjadi rem sekaligus kontrol pribadi agar tidak terjadi tindakan kekerasan di sekolah.
"Salah satu karakter pelajar dan guru Pancasila yang harus dipahami dan dijalankan dengan baik adalah berkebhinekaan global. Karakter tersebut sangat mendalam maknanya dan sangat filosofis. Bahwa guru dan pelajar di Indonesia, harus selalu konsisten dalam mempertahankan budaya-budaya luhur bangsanya, lokalitasnya, dan identitasnya sebagai ciri khas atau jati diri bangsa, serta tetap memiliki pikiran yang terbuka dalam berhubungan dengan bangsa-bangsa lainnya, sehingga dapat meningkatkan rasa saling menghargai serta kemungkinan terciptanya budaya baru yang tentu saja budaya yang positif dan tidak berlawanan dengan budaya bangsa," katanya.
Lebih lanjut Sofyan Tan mengatakan, jika salah satu karakter ini diterapkan dengan baik, maka guru dan siswa akan muncul rasa saling menghargai, toleransi dan menghormati satu sama lain. Pembinaan yang dilakukan oleh guru terhadap siswanya tetap dapat dilakukan sepanjang tidak berlawanan dengan budaya bangsa dan tetap menjunjung kearifan lokal.
"Apabila hal ini dapat diterapkan, maka kita bisa mempersiapkan generasi emas dengan baik demi menyongsong era bonus demografi yang sudah didepan mata. Untuk itu tetaplah melakukan pembinaan sesuai dengan semangat Pancasila dengan baik. Dan yang terpenting adalah pembinaan harus dilakukan dengan tujuan untuk mendidik. Bukan menghukum. Jika itu diterapkan dengan baik, maka segala bentuk tindakan kekerasan di sekolah dapat dihilangkan secara total," ujarnya.
Baca; Banggar Minta Kemenkeu Siapkan Aksi Turunkan Emisi Akibat Polusi
Selain itu, tambah Sofyan Tan, para guru harus bisa menjaga dan tidak menciderai semangat Merdeka Belajar. Sekolah seharusnya menjadi tempat yang nyaman bagi guru dan siswa dalam melakukan proses belajar mengajar secara merdeka. Merdeka Belajar tidak hanya dipahami secara filosofis oleh siswa-siswi sekolah, melainkan juga guru dan tenaga pendidikan pun juga harus turut memaknai Merdeka Belajar dengan baik.
"Semangat filosofis Merdeka Belajar sejatinya memberikan kemerdekaan bagi guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Siswa bisa memilih secara merdeka cara belajar yang paling cocok dan tidak lagi terpaku pada kurikulum yang ada. Sedangkan guru juga bisa menentukan metode mengajar yang terbaik untuk anak didiknya. Jadi baik guru dan siswa harus sama sama kreatif agar proses belajarnya tersebut sesuai dengan kemampuan siswa-siswi masing-masing," pungkasnya.